ASIATODAY.ID, SINDHUPALCHOK – Bencana tanah longsor di Nepal menewaskan 18 orang dan 21 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Longsor terjadi di wilayah Jugal, distrik Sindhupalchok, pada Jumat kemarin.
Insiden terjadi di pagi hari. Material tanah longsor menimpa dan merusak 37 dari sekitar 137 rumah di desa Lidi. Dari 18 korban tewas, 11 di antaranya adalah anak-anak.
Pencarian korban hilang berlanjut hingga hari ini, Minggu 16 Agustus 2020. Tim pencari gabungan terdiri dari polisi, tentara, dan juga warga.
Otoritas Sindhupalchok telah mengevakuasi warga sekitar ke lokasi aman.
“Bukit di dekat lokasi kejadian juga rentan longsor, dan ada 25 rumah di bawahnya,” kata Inspektur Polisi Prajwol Maharjan dari Kepolisian Sindhupalchok.
“Karena adanya risiko tanah longsor, kami telah merelokasi warga ke tempat aman. Mereka akan tinggal sementara di tenda penampungan,” sambungnya, dilansir dari The Straits Times.
Desa Lidi merupakan satu dari sejumlah permukiman yang diidentifikasi Pemerintah Nepal sebagai zona rawan tanah longsor.
Menurut Otoritas Rekonstruksi Nasional Nepal, desa tersebut membutuhkan perlindungan, namun tidak butuh direlokasi.
Saat ini terdapat 327 permukiman warga di seantero Nepal yang membutuhkan perlindungan dari risiko tanah longsor.
Setelah melakukan studi geografi, otoritas Nepal membagi permukiman warga di zona bencana dalam tiga kategori: aman, membutuhkan perlindungan, dan relokasi.
“Jika langkah-langkah pencegahan sudah dilakukan untuk melindungi desa tersebut, seharusnya tragedi ini dapat dihindari,” kata Gopal Prasad Aryal, juru bicara Otoritas Rekonstruksi Nasional Nepal kepada media Xinhua.
Sementara itu, polisi mengatakan pemerintah daerah Sindhupalchok telah menulis surat ke pemerintah pusat Nepal untuk merelokasi keseluruhan desa Lidi usai terjadinya insiden. (ATN)
Discussion about this post