ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping berbicara terbuka tentang berbagai isu saat keduanya menggelar pertemuan secara virtual selama tiga jam pada Senin (15/11/2021).
Biden berbicara tentang praktik di Tibet, Hong Kong dan Xinjiang. Sebaliknya, Xi Jinping menyampaikan peringatan soal Taiwan.
“Presiden Biden menyuarakan keprihatinan tentang praktik RRT di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong, serta hak asasi manusia secara lebih luas,” kata Gedung Putih seperti dikutip Reuters.
Biden juga mengatakan kepada Xi bahwa AS tetap berkomitmen pada kebijakan “Satu China” terkait Taiwan. Kedua pemimpin negara berjanji untuk bekerja sama dalam masalah energi dan iklim.
“Xi pada gilirannya mengatakan kepada Biden bahwa negaranya harus mengambil langkah tegas jika pasukan pro-kemerdekaan Taiwan melewati garis merah,” kata media pemerintah China.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang harus dipersatukan kembali, dengan kekerasan, jika perlu.
Kedua pemimpin menekankan tanggung jawab mereka kepada dunia untuk menghindari konflik.
“Bagi saya, tanggung jawab kami sebagai pemimpin China dan Amerika Serikat adalah memastikan bahwa persaingan kami di antara negara-negara kami tidak mengarah ke konflik, baik disengaja maupun tidak. Hanya kompetisi sederhana dan langsung,” kata Biden di awal pembicaraan.
Berbicara melalui seorang penerjemah, Xi mengatakan: “Sebagai dua ekonomi terbesar di dunia dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China dan Amerika Serikat perlu meningkatkan komunikasi dan kerjasama.”
Kantor berita resmi Xinhua menggambarkan pertemuan itu sebagai “terus terang, konstruktif, substantif dan bermanfaat”. (ATN)
Discussion about this post