ASIATODAY.ID, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan telah membeli Rp192 triliun surat berharga nasional (SBN) yang dilepas oleh investor asing di pasar sekunder akibat dampak pandemi global wabah coronavirus (Covid-19).
Perry menegaskan, pihaknya tetap berada di pasar keuangan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dengan meningkatkan intensitas kebijakan triple intervention.
“Sejak awal 2020 hingga saat ini, BI telah membeli Rp192 triliun SBN yang dilepas asing di pasar sekunder,” jelas dia saat menyampaikan keterangan persnya usai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (19/3/2020).
Dikatakan, likuditas rupiah ke pasar uang jumlahnya cukup besar. Selain itu, bank sentral juga mengajukan repo dengan agunan SBN sebesar Rp53 triliun.
BI juga bakal menambah total giro wajib minimum (GWM) sebesar Rp23 triliun dari sebelumnya Rp51 triliun mulai 1 April 2020 serta menurunkan GWM valas menjadi Rp3,2 miliar.
“Semua cara akan dilakukan untuk menjaga kecukupan likuiditas, baik rupiah dan valas. Saya ingatkan dinamika pengaruh covid-19 jangka pendek belum terasa. Kami siap menempuh langkah lanjutan,” jelasnya.
Sebelumnya, Perry mengatakan BI telah menggelontorkan dana sebesar Rp100 triliun untuk membeli SBN yang dijual investor asing. Sebanyak Rp80 Triliun dibeli Bank Sentral sejak akhir Januari bersamaan merebaknya wabah virus Corona.
Ada tiga langkah yang dilakukan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah, yaitu intervensi di pasar spot, relaksasi domestic non-delivery forward (DNDF), dan pembelian surat berharga negara (SBN) yang dilepas investor di pasar sekunder. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post