ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dewan Komisaris Boeing memberhentikan CEO Dennis Muilenburg dari jabatannya sebagai chairman. Perubahan tersebut ditujukan agar Dennis bisa berfokus pada penanganan dampak dari pesawat 737 Max.
Boeing telah menghadapi banyak penyelidikan dan kritik atas pesawat 737 Max setelah dua kecelakaan fatal dalam waktu lima bulan yang menewaskan 346 orang. Pabrik tersebut berebut untuk mendapatkan regulator agar pesawat 737 Max tersebut bisa kembali terbang.
737 Max sendiri telah dilarang terbang di seluruh dunia sejak pertengahan Maret, setelah kedua kalinya dari total dua kecelakaan sebuah penerbangan Ethiopian Airlines dengan 157 orang di dalamnya. Lion Air 737 Max jatuh di Indonesia tak lama setelah lepas landas pada 29 Oktober 2018, menewaskan 189 orang di pesawat.
Boeing mengatakan pemisahan dua peran akan memungkinkan Muilenburg untuk fokus untuk mendapatkan kembaliMax ke layana. Sementara direktur utama David Calhoun akan berfungsi sebagai ketua non-eksekutif.
“Dewan memiliki kepercayaan penuh pada Dennis sebagai CEO dan percaya pembagian kerja ini akan memungkinkan untuk fokus pada menjalankan bisnis dengan memainkan peran pengawasan aktif,” kata Calhoun dalam pernyataannya dikutip seperti dilansir CNBC, Senin (14/11/2019).
Pelarangan terbang ini telah mengurangi keuntungan maskapai setelah mereka terpaksa membatalkan ribuan penerbangan sejak Maret. Sementara pada minggu ini, American Airlines dan United Airlines meniadakan pesawat dari jadwal mereka hingga Januari, bergabung dengan Southwest, pelanggan 737 Max Boeing teratas di AS.
Boeing mengambil USD4,9 miliar atau sekitar Rp69,25 triliun setelah biaya pajak pada kuartal kedua untuk menyisihkan dana yang akan mengkompensasi maskapai untuk landasan pesawat, yang sekarang mendekati bulan ke delapan. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post