ASIATODAY.ID, JAKARTA – Chile siap menerima kunjungan wisatawan global pada bulan Desember.
Wisatawan harus terbang ke Bandara Internasional Arturo Merino Benítez Santiago dan menunjukkan bukti tes PCR COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 72 jam setelah kedatangan mereka.
Mereka juga harus memberikan pernyataan kesehatan tersumpah dan persetujuan untuk dipantau oleh aplikasi setiap hari.
Penumpang internasional yang memenuhi persyaratan masuk Chile tidak perlu dikarantina dan akan bebas berkegiatan di seluruh negara, sambil tetap memberi informasi terbaru kepada pemerintah setempat tentang kesehatan mereka dan gejala virus Corona yang mungkin mereka alami.
“Semua orang yang memasuki negara itu, warga negara Chile dan orang asing, akan berada di bawah pengawasan selama 14 hari. Mereka harus melaporkan status kesehatan berikut lokasinya,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Chili Paula Daza, dikutip dari La Tercera pada Jumat (13/11/2020).
Daza menjelaskan, wisatawan yang gagal untuk mematuhi peraturan dan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dapat menghadapi hukuman dan denda.
Saat ini, aplikasi pemantau pergerakan pendatang juga masih dalam pengembangan, tulis La Tercera.
Di Chile, wisatawan harus menaati peraturan jam malam nasional dan lokal, mengenakan masker di semua wilayah perkotaan, dan menerima fakta bahwa aturan pembatasan dapat berubah dengan cepat dan mengganggu rencana perjalanan mereka.
Chile menutup perbatasannya untuk perjalanan yang tidak penting pada bulan Maret ketika negara-negara di seluruh dunia melakukan hal yang sama untuk membendung penyebaran virus Corona lintas perbatasan.
Hanya warga negara Chile dan penduduk yang bisa masuk sejak itu. Chile sejauh ini melaporkan lebih dari setengah juta kasus COVID-19 dan hampir 15 ribu kematian.
Laporan memuncak pada bulan Juni, dengan lebih dari 6.000 kasus per hari, tetapi sejak itu menurun menjadi kurang dari 2.000 per hari – tingkat yang menurut La Tercera masih mengkhawatirkan beberapa ahli. (ATN)
Discussion about this post