ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah memprotes tragedi pelarungan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal Long Xing milik salah satu perusahaan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Protes itu dilayangkan Duta Besar Indonesia di Beijing kepada Direktur Jenderal Asia dari Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu 9 Mei lalu.
“Dari pertemuan di Beijing, Kemenlu RRT mengatakan bahwa mereka memberikan perhatian khusus atas kejadian tersebut. RRT juga mengaku sedang melakukan investigasi terhadap perusahaan perikanan China yang mempekerjakan ABK WNI tersebut,” terang Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual dari Jakarta, Minggu (10/5/2020).
Menlu Retno menegaskan bahwa kasus pelarungan ini akan ditindaklanjuti secara tegas melalui jalur hukum secara paralel, baik oleh Pemerintah Indonesia maupun RRT. Ini artinya penyelidikan akan berlangsung beriringan di dua negara.
China akan menyelidiki perusahaan yang mempekerjakan ABK WNI, dan di Indonesia juga akan menyelidiki elemen lainnya, seperti agen penyalur dan mekanisme pengiriman tenaga kerja ke negeri itu.
“Indonesia akan memaksimalkan mekanisme kerja sama hukum dengan RRT dalam penyelesaian kasus,” jelas Menlu Retno.
“Tidak hanya itu, Indonesia juga telah dan akan terus meminta RRT untuk memberikan kerja sama yang baik dengan otoritas Indonesia dalam rangka penyelesaikan kasus ini,” terangnya.
Kasus pelarungan mencuat ke permukaan lewat laporan dari media Korea Selatan, MBC News. Media tersebut melaporkan bahwa para ABK WNI minum air laut yang disuling setelah 18 jam kerja keras sehari.
Dalam laporan stasiun televisi Korsel tersebut, beberapa dari ABK sakit dan meninggal. Jasadnya kemudian dibuang di lautan.
Pada Desember 2019 dan Maret 2020, pada kapal Long Xing 629 dan Long Xing 604, terjadi kematian tiga awak kapal WNI saat kapal sedang berlayar di Samudera Pasifik. Kapten kapal menjelaskan bahwa keputusan melarung jenazah karena kematian disebabkan penyakit menular dan hal ini berdasarkan persetujuan awak kapal lainnya.
Kamis 8 Mei kemarin, 14 ABK WNI yang bekerja di kapal RRT telah kembali ke Tanah Air. Satu jenazah ABK WNI juga telah tiba pada Kamis kemarin, dan hari ini dijadwalkan tiba di rumah duka. (ATN)
Discussion about this post