ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba melakukan pembicaraan lewat telepon membahas situasi terkini di Ukraina di tengah invasi Rusia.
Kepada Wang, Kuleba mengatakan bahwa mengakhiri peperangan dengan Rusia menjadi prioritas utama Ukraina. Demikian media China melaporkan pada Rabu (2/3/2022).
Menurut Kuleba, Ukraina masih membuka negosiasi untuk mengatasi situasi terkini dan terus menjalin komunikasi yang positif dengan pihak Rusia meskipun menemui berbagai kesulitan.
Ia menyatakan bahwa tugas utamanya saat ini adalah menjamin keselamatan warga negara asing di Ukraina.
Kuleba juga memperhatikan kepedulian pemerintah China dalam membantu mengevakuasi para pelajar dan warga negara China dari Ukraina.
Ukraina akan tetap menjamin keamanan evakuasi warga negara asing dengan penuh tanggung jawab, demikian Kuleba.
Sementara itu, Menlu Wang Yi mengatakan bahwa negaranya akan memainkan peran konstruktif terkait krisis Ukraina.
“Ukraina siap meningkatkan komunikasi dengan pihak China dan berharap agar China bisa memediasi agar tercapai kesepakatan gencatan senjata,” kata Wang yang juga anggota Dewan Negara China itu.
Ia menyesalkan pecahnya konflik antara Ukraina dan Rusia dan sangat prihatin dengan jatuhnya korban dari kalangan sipil.
Posisi China terkait isu Ukraina, jelas Wang, sangat terbuka, transparan, dan konsisten. China selalu menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara.
Ia berseru kepada Ukraina dan Rusia agar menyelesaikan konflik melalui negosiasi.
1.700 Warga China Dievakuasi dari Ukraina Melalui Moldova dan Polandia
Sekitar 1.700 warga negara China telah dievakuasi dari dua kota di Ukraina, Kiev dan Odessa melalui Moldova dan Polandia, Selasa.
Sebagian besar diangkut dengan 32 unit bus, sedangkan sisanya menggunakan kereta api.
Setelah tiba di dua negara tetangga tersebut, mereka dipulangkan dengan menggunakan pesawat carter menuju China, sebagaimana dinyatakan Kedutaan China di Kiev dan Konsulat Jenderal China di Odessa.
Di stasiun kereta api Kiev, beberapa diplomat China turut membantu keberangkatan warganya.
Menurut diplomat China tersebut, situasi di stasiun baik-baik saja, tidak ada perbedaan pelayanan, baik terhadap orang asing maupun bukan.
“Tiga mobil polisi juga turut mengawal. Mereka juga memberikan bantuan yang cukup baik dalam mengawal warga China karena di sepanjang jalan banyak warga lokal bersenjata. Pengawalan polisi dapat menjamin keselamatan warga China,” kata staf kekonsuleran Kedutaan China sebagaimana dikutip Global Times.
Pihak kedutaan juga berkoordinasi dengan departemen terkait untuk memperlancar jalur evakuasi warga China.
Akibat kemacetan sekitar 20 kilometer di jalur ke arah barat karena banyaknya pengungsi yang hendak menyelamatkan diri ke luar Ukraina, dibutuhkan waktu hingga 40 jam untuk bisa melintasi perbatasan.
Namun dengan pengawalan mobil polisi, maka hanya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk bisa mencapai perbatasan.
Selain Polandia dan Moldova, beberapa negara lain, seperti Rumania, Slovakia, dan Hungaria juga memfasilitasi evakuasi warga China tanpa visa.
Kedutaan China di beberapa negara tetangga Ukraina juga akan membantu prosedur imigrasi, demikian pemberitahuan Kedutaan China di Kiev.
Jumlah warga negara China di Ukraina diperkirakan mencapai 6.000 orang. (Ant)
Discussion about this post