ASIATODAY.ID, JAKARTA – China intens berkoordinasi dengan Indonesia untuk memastikan kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, November mendatang.
Yang terbaru, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi telah berbicara dengan Menlu Retno Marsudi via telepon, Rabu (25/5/2022) terkait hal itu.
“China sangat mendukung Indonesia dalam menjalankan tugasnya sebagai tuan rumah KTT G20 di Bali,” kata Wang sebagaimana dirilis Kementerian Luar Negeri China (MFA) di Beijing, Kamis (26/5/2022).
Wang memandang, Asia telah mendapatkan momentum dalam tata kelola global karena Indonesia, Thailand, dan Kamboja akan menjadi tuan rumah konferensi multilateral penting.
Demikian halnya dengan China yang sedang mempersiapkan KTT Kelompok Negara Berkembang Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).
“Belum lama ini telah disepakati pernyataan bersama beberapa negara Asia untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi tantangan bersama,” kata Wang yang juga anggota Dewan Negara atau setingkat menteri koordinator tersebut.
Ia mengajak semua nagara di Asia berperan aktif dalam menciptakan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan berkualitas, baik dalam skala regional maupun global.
“Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan telah lebih menitikberatkan bahwa KTT G20 sebagai forum ekonomi daripada forum politik sejak awal pembentukannya dan China sepenuhnya setuju dengan pernyataan itu,” ujar Menlu Wang.
Menurutnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sebagai organisasi yang tepat membahas masalah politik dan keamanan, sedangkan G20 harus tetap berkomitmen pada koordinasi kebijakan ekonomi makro.
“China dengan tegas mendukung Indonesia memainkan perannya sebagai ketua, memandu G20 ke jalan yang benar, mencapai agenda tujuan yang ditetapkan, dan mencegah intervensi,” tegas Wang.
Kedua Menlu yang sering kali bertemu dalam berbagai kesempatan itu juga bertukar pandangan mengenai isu Ukraina.
Indonesia dan China menyerukan komunitas internasional harus bekerja sama melanjutkan pembicaraan damai guna tercapai gencatan senjata di dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, demikian MFA. (ATN)
Discussion about this post