ASIATODAY.ID, KARAWANG – Dampak tumpahan minyak di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ) milik PT Pertamina, kini mulai menimbulkan dampak bagi kehidupan masyarakat di pesisir Karawang Utara, Jawa Barat.
Sejumlah petani tambak kini mulai kehilangan mata pencarian akibat terkena dampak limbah minyak itu.
“Ikan-ikan banyak yang mati akibat terpapar minyak,” ujar Aceng, salah satu petambak ikan, di Sungai Buntu, Minggu (28/7/2019).
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar kata dia, para petambak di wilayah itu terpaksa melakukan panen lebih awal, kendati belum waktunya.
“Kami terpaksa harus menyelamatkan ikan-ikan yang masih hidup, karena kebanyakan yang mati baru berusia 3 minggu,” terangnya.
Para petambak berharap, pihak Pertamina dan Pemerintah bertanggungjawab mengganti kerugian mereka.
“Sekarang yang kami pikirkan, bagaimana membebaskan tambak kami dari keberadaan limbah minyak ini,” imbuhnya.
Merespon masalah yang dialami warganya itu, Bupati Karawang Cellica Nurachadiana mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina akibat kerugian yang dialami petani tambak dan nelayan yang terkena imbas bocornya kilang minyak di pesisir pantai utara Karawang.
“Kita sudah koordinasi dan menekankan kepada pihak Pertamina untuk memberikan ganti rugi dan kompensasi kepada nelayan yang tersebar di 7 desa,” kata Cellica.
Menurut Bupati, berdasarkan data Badan Penanggunalangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, sudah ada 7 desa yang terkena dampak tumpahan minyak tersebut, utamanya yang berada di pesisir pantai Karawang hingga Bekasi.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengaku menyiapkan kompensasi bagi warga di pesisir Karawang, Jawa Barat, yang terdampak tumpahan minyak akibat kebocoran di anjungan migas YYA-1 lepas pantai Laut Jawa area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).
“Nanti penggantian pasti akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan,” ujar VP Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Dikatakan, Pertamina juga bahkan telah membangun sejumlah posko sebagai saluran pengaduan bagi warga yang terdampak.
Disinggung mengenai besaran kompensasi yang akan diberikan, pihaknya masih menyiapkan formulasi yang pas dan proses penyaluran dilakukan dengan menghimpun pengaduan melalui kelompok masyarakat.
“Kalau memang ada kerugian dari masyarakat sekitar yang terdampak, nanti pengaduan itu bisa ditampung oleh kelompok masyarakat dan disampaikan ke kami,” imbuhnya.
Pertamina juga akan memberikan kompensasi bagi nelayan maupun masyarakat terutama yang turut serta membantu membersihkan tumpahan minyak yang ada di sekitar bibir pantai.
Kompensasi tersebut diberikan untuk mengganti kerugian akibat gagal melaut karena adanya tumpahan minyak. Selain itu, mereka juga dilarang beraktivitas di laut untuk sementara waktu.
“Kalau aktivitas nelayan terhenti karenanya kami mengerahkan mereka juga untuk membersihkan itu karena cukup membantu mata pencaharian mereka,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post