ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meminta untuk dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan dalam menghadapi wabah virus corona pada perekonomian Indonesia baik di sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata.
“Terkait dengan sektor perdagangan, kita tahu RRT merupakan negara tujuan ekspor pertama dengan pangsa pasar 16,6 persen dari total ekspor Indonesia tapi juga sekaligus negara asal impor terbesar Indonesia,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan arahan pada Rapat Terbatas (ratas) mengenai Kesiapan Menghadapi Virus Corona, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (4/2/2020) sebaga keterangan tertulis setkab.
Untuk itu, Presiden minta seluruh jajaran kabinetnya betul-betul harus mengantisipasi dampak dari virus corona dan perlambatan ekonomi di RRT terhadap produk ekspor Indonesia.
“Saya kira disini ada peluang untuk memanfaatkan untuk pasar ekspor ke negara-negara lain yang sebelumnya juga hanya mengimpor produk yang sama dari RRT,” kata Kepala Negara.
Lebih lanjut, Presiden juga melihat hal ini memberikan momentum bagi industri subtitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari China.
Terkait dengan sektor pariwisata, Presiden juga minta disiapkan langkah-langkah contingency terutama untuk Bali dan Sulawesi Utara, dua daerah yang selama ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dari RRT.
“Dalam jangka pendek juga saya minta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisatawan mancanegara yang sedang mencari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkunjung ke RRT,” tambah Presiden.
Turut hadir dalam ratas ini Menko Polhukam Moh Mahfud MD, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Mensesneg, M Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Muldoko, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Parekraf Wishnutama, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Selain itu, hadir pula Menteri Perdagangan Agus Supramanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri KUKM Teten Masduki, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PPPA Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Idham Aziz, Kepala BIN Budi Gunawan.
Potensi Kehilangan 2 Juta Turis Asal China
Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik Suharyanto mengatakan akan adanya dampak penyebaran virus corona terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya dari China.
Menurutnya, sektor pariwisata akan terdampak wabah virus corona. Apalagi, Pemerintah China sudah membatasi kunjungan warganya ke negara-negara lain dan sebaliknya.
“Kalau lihat ada larangan wisatawan untuk berkunjung, pasti ada dampak. Persentase turis asal China ke Indonesia rata-rata pada 2019, mencapai 12 persen,” papar Suhariyanto, Senin (3/1/2020).
Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 16,1 juta kunjungan sepanjang 2019. Realisasi tersebut naik 1,88 persen dibandingkan dengan kedatangan turis asing pada 2018, yang berjumlah 15,8 juta kunjungan.
Adapun jumlah turis China yang datang ke Indonesia mencapai 2,07 juta kunjungan pada tahun lalu. Jumlah tersebut mengalami penurunan 3,14 persen atau 670 ribu kunjungan.
“Persentase turis China 12 persen. Kalau total kunjungan wisman 16 juta, Indonesia berpotensi kehilangan 2 juta kunjungan. Cukup besar juga pengurangannya,” paparnya.
Selain China, negara-negara lain yang menduduki peringkat 5 besar turis asing yang datang ke Indonesia yakni Malaysia (2,98 juta kunjungan), Singapura (1,93 juta kunjungan), Australia (1,38 juta kunjungan), dan Timor Leste (1,17 juta kunjungan).
Hentikan Impor Pangan dari China
Sementara itu, Kementerian Perdagangan telah menghentikan sementara barang impor dari China menyusul pengumuman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus corona sebagai darurat global.
“Berkaitan dengan impor, negara yang terjangkit ini China, sementara harus dihentikan. Bahkan turis pun sudah disetop,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto disela kunjungannya ke Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Ia menambahkan kebijakan itu dalam rangka menahan penyebaran virus corona ke dalam negeri.
“Bahkan seluruh negara sudah demikian. Ini supaya kita tidak terjangkit. Kita ini penduduknya 267 juta jiwa. Jadi harus hati-hati,” imbuhnya.
Secara spesifik, Agus menyampaikan, impor yang dihentikan sementara itu berkaitan dengan makanan dan minuman. Kebijakan itu berlaku hingga wabah virus corona sudah dapat diselesaikan.
“Spesifiknya berkaitan dengan makanan dan minuman itu harus sementara disetop. Pengusaha harus terima, memang begitu kondisinya,” jelasnya.
Ia berharap wabah virus corona dapat segera terselesaikan sehingga keadaan kembali normal tanpa kekhawatiran.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya akan berupaya memenuhi pasokan pangan di dalam negeri agar tidak terjadi gejolak harga.
“Kita akan penuhi pasokan dalam negeri,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post