ASIATODAY.ID, JAKARTA – Manajemen perusahaan Xiaomi Angkat bicara setelah beberapa waktu lalu otoritas keamanan siber Lithuania mendesak lembaga pemerintah negara tersebut untuk memboikot 2 merek smartphone buatan China, salah satunya Xiaomi.
Manajemen Xiaomi mengaku telah mengetahui tentang laporan “Penilaian keamanan siber dari perangkat seluler berkemampuan 5G” yang diterbitkan oleh Otoritas Keamanan Siber dan Informasi Lithuania (NCSC).
Juru Bicara Xiaomi dalam keterangan yang diterima, Rabu (29/9/2021), mengatakan bahwa mereka menanggapi laporan tersebut dengan serius.
“Biarpun kami membantah karakterisasi pada temuan tertentu, kami juga bekerja sama dengan dengan pihak ketiga independen untuk menilai beberapa poin yang diangkat dalam laporan tersebut,” tulis juru bicara Xiaomi.
Secara spesifik, Xiaomi ingin membahas dua masalah utama yang diangkat oleh laporan tersebut.
1. Dugaan penyensoran
Perusahaan menyebut tidak membatasi atau menyaring komunikasi ke dan dari pengguna. Mereka juga menyebut tidak pernah membatasi atau memblokir perilaku pribadi pengguna smartphone seperti menelepon, mencari informasi, menjelajah web dan menggunakan perangkat lunak komunikasi milik pihak ketiga.
Laporan yang dirilis menunjukkan penggunaan piranti lunak manajemen iklan Xiaomi yang memiliki kemampuan terbatas untuk mengelola iklan berbayar dan push advertising yang dikirim ke perangkat seluler melalui aplikasi-aplikasi Xiaomi seperti Mi Video dan Mi Browser.
“Hal-hal ini dapat digunakan untuk melindungi pengguna dari konten yang menyinggung, seperti pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, hingga referensi yang dapat menyinggung pengguna lokal. Ini adalah praktik umum di industri smartphone dan internet di seluruh dunia,” terangnya.
2. Pemrosesan dan transfer data
Xiaomi mengatakan laporan tersebut keliru menunjukkan pengelolaan daya yang tidak tepat. Sebab pada kenyataannya, perusahaan mematuhi seluruh persyaratan GDPR, termasuk penanganan, pemrosesan dan transfer data end-user.
Setiap penggunaan data pribadi bergantung pada persetujuan yang sah dari end-user dan selalu sesuai dengan undang-undang serta peraturan lokal di Uni Eropa dan Negara Anggotanya.
“Xiaomi kembali menekankan bahwa kami berkomitmen untuk menjaga privasi dan keamanan para pengguna. Kami beroperasi dengan standar tertinggi dan mematuhi seluruh peraturan di tingkat lokal dan regional.” pungkasnya. (ATN)
Discussion about this post