ASIATODAY.ID, KOLOMBO – Rupee Sri Lanka secara bertahap akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah negara itu mencapai kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Demikian diungkapkan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe saat berpidato di sebuah acara di Kolombo.
IMF akan menyetujui paket dana talangan (bailout) senilai US$2,9 miliar (1 dolar AS = Rp15.372) untuk negara tersebut pada Senin (27/3), menurut Nandalal Weerasinghe, gubernur bank sentral Sri Lanka.
Wickremesinghe mengatakan begitu Sri Lanka menerima dana IMF tersebut, negara itu dapat mulai merestrukturisasi utang luar negerinya, seraya menambahkan bahwa rupee akan diperdagangkan di level antara 185 hingga 200 rupee per dolar AS.
Dia melanjutkan bahwa Sri Lanka berharap akan mendapatkan jangka waktu hingga 10 tahun untuk membayar utang yang ditanggungnya. Dikatakannya, Sri Lanka akan menstabilkan ekonomi dan memiliki surplus anggaran pada 2026.
Sri Lanka telah memulai negosiasi terkait dana talangan ini dengan badan pemberi pinjaman internasional tersebut pada 2022 lalu setelah negara Asia Selatan itu dilanda krisis ekonomi yang parah. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post