ASIATODAY.ID, BEIJING – Setelah mendapat tekanan keras di Amerika Serikat (AS) dan harus merelakan operasional di AS ke perusahaan lain, ByteDance, pengelola platform media sosial TikTok memilih ekspansi ke Asia dan Eropa.
Perusahaan teknologi yang berbasis di China itu baru saja menjalin kerja sama dengan perusahaan ritel daring Shopify. Nantinya, satu juta penjual di platform Shopify bisa memasarkan produk mereka di video TikTok. Pengguna TikTok tinggal mengetuk link di layar kaca untuk membeli produk tersebut.
Fitur itu bakal diluncurkan perdana di AS tahun ini. Pasar Eropa dan Asia Tenggara bakal kedatangan fitur yang sama tahun depan.
”Kami mengamati bahwa komunitas di platform senang bisa terhubung dengan brand yang mereka sukai,” ungkap juru bicara TikTok, dikutip dari BBC, Sabtu (31/10/2020).
TikTok juga mengumumkan rencana untuk merekrut 3 ribu insinyur teknologi informasi. Insinyur tersebut ditargetkan untuk menangani pasar besar seperti Eropa, Kanada, AS, dan Asia Tenggara.
Saat ini pasukan insinyur TikTok di luar China telah mencapai seribu staf. Hampir setengahnya berbasis di California, AS.
”Semua ini untuk mendukung pertumbuhan global kami yang kencang,” ungkapnya.
Rencana ekspansi TikTok tampaknya menjadi opsi dari situasi yang dialami saat ini.
ByteDance terpaksa melepaskan hak operasional TikTok ke Oracle dan Walmart di Negeri Paman Sam. Jika tidak, mereka diancam pemerintahan Donald Trump bakal diblokir pada 12 November nanti.
Mereka juga diblokir di beberapa negara seperti India karena tuduhan yang sama. Seperti platform China lainnya, TikTok dituding sebagai kepanjangan dari agen spionase Partai Komunis China.
Trump sempat menuding TikTok memberikan informasi tentang 100 juta pengguna dari AS ke rezim Xi Jinping. (ATN)
Discussion about this post