ASIATODAY.ID, LOS ANGELES – Kebudayaan Indonesia kembali menarik perhatian dunia.
Kali ini, pentas kebudayaan Indonesia tampil di festival tahunan “Southeast Asia Day” yang digelar oleh Aquarium of the Pacific di Long Beach (California bagian Selatan).
Di tahun ke-16, beradaptasi dengan protokol kesehatan yang diberlakukan di masa pandemi, festival diselenggarakan secara virtual. Bersama dengan perwakilan komunitas Kamboja, Laos, Myanmar,Thailand dan Vietnam, Konsulat Jenderal RI di Los Angeles turut berpartisipasi menampilkan budaya Indonesia.
Festival yang diselenggarakan tanggal 10 Oktober 2020, ditayangkan live melalui berbagai kanal media sosial yang dikelola pihak akuarium dan dapat diakses oleh publik.
Pada festival tahun lalu, KJRI Los Angeles menampilkan tarian Yospan (Papua) yang interaktif melibatkan para pengunjung menari bersama. Tahun ini Indonesia menampilkan tari Ronggeng Blantek (Jakarta) dan tari Cenderawasih (Bali). Ronggeng Blantek, yang biasa menjadi tarian pembuka merupakan tarian yang terinspirasi dari seni bela diri Pencak Silat. Gerakan yang cepat, berenergi dan luwes mengekspresikan semangat pantang menyerah, yang harus selalu dikembangkan di masa pandemi ini.
Sedangkan tarian Cenderawasih, menampilkan gerakan yang biasa dilakukan oleh Burung Cenderawasih yang berasal dari Papua dan dikenal sebagai Manuk Dewata (Burung Surga) di kalangan masyarakat Bali. Keindahan warna warni Burung Cenderawasih mewakili kekayaan Indonesia yang beranekaragam suku bangsa, seni dan budaya.
“KJRI Los Angeles mengapresiasi upaya Aquarium of the Pacific tetap menyelenggarakan festival tahunan, walaupun kali ini secara virtual. Penampilan tarian dari Jakarta dan Bali pada Festival ini diharapkan dapat mengenalkan sedikit dari kekayaan seni tari Indonesia ke kalangan masyarakat lokal di California bagian Selatan”, kata Poppy Yeanny, wakil dari KJRI Los Angeles, dalam keterangn tertulis yang dikutip Rabu (14/10/2020).
Aquarium of the Pacific merupakan akuarium yang terbuka untuk umum dan dikelola organisasi nirlaba. Selain mengelola akuarium yang menampilkan ratusan spesies yang hidup di Samudera Pasifik, Aquarium of the Pacific juga mengembangkan berbagai program pendidikan, di antaranya konservasi habitat laut, upaya mengurangi polusi di perairan dan dampak perubahan iklim terhadap kehidupan biota laut. (ATN)
Discussion about this post