ASIATODAY.ID, JAKARTA – Raksasa teknologi Foxconn mencatat perolehan laba terendah dalam dua dekade terakhir pada kuartal pertama tahun 2020 ini.
Pasalnya, Foxconn terpaksa menghentikan operasi di China akibat pandemi coronavirus (Covid-19) dan rendahnya permintaan dari pelanggan utama, termasuk Apple.
Foxconn melaporkan bahwa keuntungan bersihnya mencapai USD70,5 juta atau Rp1,05 triliun, menurun sebesar 90 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan merupakan keuntungan terendah sejak Q1 tahun 2000.
GSM Arena melaporkan bahwa angka ini juga kurang dari seperempat dari nilai estimasi analis pasar sebelumnya. Dalam pernyataannya, Foxconn menyebut kondisi akan membaik dan memprediksi akan menjadi stabil pada Q2, sebab seluruh pabriknya di China telah dibuka kembali.
Prediksi untuk kuartal selanjutnya termasuk pertumbuhan dengan persentase berdigit ganda dari hasil pendapatannya di Q1, meski hal ini masih tidak cukup untuk peningkatan pendapatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan diperkirakan mengalami penurunan menjadi digit tunggal.
Menurut petinggi Foxconn, pertumbuhan pendapatan tahunan lebih dari 10 persen untuk divisi enterprise dan komputasi. Namun, kondisi kurang baik diprediksi masih akan dialami divisi elektronik konsumen, dengan perkiraan penurunan sebesar 15 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya daya beli masyarakat yang juga mempengaruhi permintaan.
Sebelumnya pada bulan Maret lalu, pendiri Foxconn Terry Gou mengumumkan bahwa pembukaan kembali pabrik Foxconn berjalan dengan baik.
Gou juga mengumumkan bahwa produksi pabriknya telah melampaui ekspektasi, meski tidak menyebutkan secara spesifik ekspektasi tersebut. Gou mengungkap bahwa pasokan untuk pabrik Foxconn di Taiwan dan China telah kembali normal.
Namun memperingatkan bahwa permintaan konsumen lebih rendah akibat penyebaran virus korona akan berdampak pada Foxconn dan mitranya.
Sementara itu, Foxconn karena pemerintah China sudah memberikan lampu hijau bagi manufaktur di negara tersebut kembali beroperasi di tengah wabah virus Korona sejak bulan Februari lalu.
Dengan begitu, Foxconn bisa mengejar target produksi komponen iPhone yang sempat terhenti. Fasilitas manufaktur milik Foxconn di bulan Januari sempat ditutup sementara, pekerjanya di rumahkan sebagai instruksi karantina virus corona. (ATN)
Discussion about this post