ASIATODAY.ID, JAKARTA – Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur sejumlah negara di Asia perlahan mulai menunjukkan kebangkitan pada Juli 2020, meski beberapa negara tercatat masih berada di bawah 50 yang menunjukkan angka kontraksi.
Berdasarkan data survei PMI yang dirilis IHS Markit, kondisi manufaktur Indonesia memburuk dengan laju lebih lambat pada Juli, karena sektor ini bergerak lebih jauh menuju stabilisasi. PMI Indonesia naik dari 39,1 menjadi 46,9 pada Juli, angka tertinggi sejak Februari.
“Data PMI menunjukkan penurunan di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama Juli bayak berkurang, menambah harapan bahwa dampak terburuk pandemi dirasakan pada triwulan kedua,” kata Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw dalam keterangan pers, Senin (3/8/2020).
Di negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, PMI juga naik dari 43,5 menjadi 45,9 pada Juli, angka tertinggi sejak Maret. Di Korea Selatan PMI naik menjadi 46,9 pada Juli dari bulan sebelumnya 43,4 dan Jepang naik menjadi 45,2 dari 40,1.
PMI China naik 52,8 dari sebelumnya 51,2 menandai berlanjutnya pemulihan permintaan dan penawaran pada manufaktur.
IHS Markit mencatat, pada Juli output dan permintaan manufaktur di China pulih lebih cepat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya seiring pandemi yang di bawah kontrol.
“PMI yang berada di anga 52,8 pada Juli menandakan sektor manufaktur China berlanjut untuk ekspansi di tengah pemulihan ekonomi,” kata Wang Zhe, China General Manufakturing PMI data.
Sementara itu, PMI Malaysia mengalami penurunan menjadi 50 dari sebelumnya 51 pada Juni. Demikian pula dengan Vietnam yang mundur dari 47,6 dari sebelumnya 51,1 pada Juni. (ATN)
Discussion about this post