ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, tengah menyiapkan ekspansi besar-besaran di wilayah Asia dan Afrika pada tahun 2020 ini.
Perseroan pun membidik kontrak baru senilai Rp65 triliun. Nilai ini lebih tinggi dari target tahun sebelumnya senilai Rp61,74 triliun.
Direktur Utama Wijaya Karya, Tumiyana mengatakan proyeksi kontrak baru tahun ini lebih tinggi karena 2019 merupakan tahun yang berat bagi perusahaan konstruksi. Beberapa proyek ditunda dengan melihat kondisi politik dan baru diteruskan pada 2020. Proyek terakhir yang dikelola perseroan pada 2019 yakni pembangunan smelter PT Timah di Bangka dengan nilai Rp770 miliar.
“Dari target nilai kontrak baru 2020 tersebut, WIKA membidik 14 persen berasal dari proyek luar negeri,” terang Tumiyana dalam keterangan yang diterima Rabu (15/01/2020).
Direktur Operasi III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono sebelumnya mengatakan saat ini perseroan telah berada di 9 negara dan 2020 akan diperluas ke 3 negara lain, yaitu Madagaskar, Mauritius, dan Ethiopia.
Untuk pengembangan bisnis di tiga negara tersebut, WIKA menggandeng badan usaha milik negara lain. Perseroan bekerja sama dengan PT Inka (Persero) untuk di Madagaskar dan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk Mauritius. Sementara untuk proyek di Ethiopia, perseroan bekerja sama dengan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yaitu PT GMF AeroAsia Tbk.
Destiawan menambahkan, pihaknya juga melihat negara-negara lain yang memiliki potensi dengan mempertimbangkan kemampuan pendanaan perseroan. Kontrak baru luar negeri WIKA pada 2020 diperkirakan mayoritas berasal dari negara-negara Afrika.
Selain itu, WIKA juga menggarap proyek di beberapa negara Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi baik dan sedang agresif membangun infrastruktur, seperti Filipina dan Taiwan. Perseroan juga sedang membidik proyek pengembangan bandara Terminal 3 di Taipe dengan nilai kurang lebih Rp3 triliun.
Pada Senin (13/1/2020) WIKA bersama PT Angkasa Pura I (Persero) dan Incheon International Airport Corporation (IIAC) menandatangani kerja sama pembentukan konsorsium untuk mengikuti tender pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam. Dalam konsorsium ini WIKA memiliki porsi saham 19 persen, AP I sebesar 51 persen, dan sisanya dimiliki oleh IIAC.
Apabila ketiganya memenangkan tender proyek, WIKA bakal mendapat potensi berulang dari pengelolaan bandara tersebut. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post