ASIATODAY.ID, JAKARTA – Di tengah
kondisi ekonomi global yang tidak
kondusif, PT Cita Mineral Investindo Tbk (“CITA”), emiten di bidang pertambangan bauksit dan produsen Smelter Grade Alumina (SGA) pertama di Indonesia, melalui entitas asosiasinya PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (“WHW”), mampu mencatatkan kinerja positif dengan meraih penjualan bersih pada kuartal I-2020 sebesar Rp1,276 triliun.
Capaian ini naik sebesar 42,67 persen atau Rp382 miliar dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019 yang mencapai sebesar Rp 894,7 miliar.

Sementara laba bersih Perseroan
terkoreksi sebesar 12,5 persen atau Rp41,6 miliar menjadi Rp289,9 miliar dari Rp331,5 miliar di periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Yusak Lumba Pardede, Direktur CITA
mengungkapkan, dengan berlanjutnya
pembangunan tahap II WHW, CITA
memperoleh tambahan kuota ekspor
sekitar 4 juta ton per tahun. Kondisi ini membuka peluang bagi CITA untuk meningkatkan kapasitas produksi bauksit sampai dengan 10 juta ton per tahun.
“Dimana sekitar 8,3 juta ton ditujukan untuk penjualan ekspor MGB yang diharapkan bisa berlanjut sampai dengan tahun 2023 dalam bentuk MGB, dan sisanya sekitar 1,7 juta ton dialokasikan untuk menyuplai MGB untuk dijadikan SGA oleh WHW,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/7/2020).
Saat ini, CITA melalui entitas asosiasi
WHW sedang melanjutkan pembangunan fasilitas pemurnian Smelter Grade Alumina (SGA) tahap dua dengan kapasitas produksi 1 juta ton yang diperkirakan rampung pada tahun 2021.
“Dengan demikian, jika pabrik ini sudah
beroperasi optimal maka total kapasitas produksi WHW menjadi 2 juta ton per
tahun,” terangnya.
Dengan adanya relaksasi ekspor MGB
sampai dengan 2023 dan target
penyelesaian tahap II WHW, diharapkan
CITA dapat mempertahankan kinerja
bahkan meningkatkan kinerjanya.
Sebagai informasi, CITA melalui entitas
asosiasi WHW menjadi satu-satunya
produsen SGA di Indonesia yang juga
menjadi pemasok bahan baku SGA untuk PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
“Di tahun 2020, WHW memiliki 6 kontrak supply SGA kepada Inalum dengan total kontrak sebesar 180.000 MT. Hal ini dilakukan untuk menambah pasokan bahan baku dan mengurangi impor bagi
kebutuhan industri dalam negeri,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post