ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan komitmennya untuk menghentikan secara bertahap ekspor seluruh komoditas tambang dalam bentuk bahan mentah (raw material).
Setelah sebelumnya menghentikan ekspor nikel dan batubara, tahun ini pemerintah akan menghentikan ekspor bahan mentah bauksit dan tahun depan akan disetop ekspor bahan mentah tembaga.
“Karena dampak dari hilirisasi industri ini akan sangat besar, selain membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya bagi rakyat, ini juga akan memberikan nilai tambah yang besar,” kata Presiden Jokowi pada peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-49 PDI Perjuangan, Senin (10/1/2022).
Menurut Jokowi, di saat pemerintah belum menghentikan ekspor bahan mentah nikel, nilai ekspor Indonesia pada tahun 2021 hanya berkisar Rp25 triliun, karena yang diekspor hanya berupa bahan mentah.
Sekarang, lanjut Jokowi, karena yang diekspor adalah barang setengah jadi dan barang jadi, ekspor Indonesia sudah mencapai US$ 21 miliar atau setara Rp280 triliun.
“Lompatan yang sangat besar inilah yang ingin kita lakukan untuk bahan-bahan mineral yang kita miliki, baik itu nikel, bauksit, tembaga, timah, maupun emas dan lain-lainnya,” tegas Presiden Jokowi.
Pemerintah akan terus berkomitmen dan bekerja keras untuk membangun kemandirian bangsa dan memperkokoh kepemimpinan Indonesia di masyarakat internasional. Hilirisasi industri, industrialisasi akan terus ditingkatkan.
“Karena kita tidak ingin, sejak VOC kita selalu mengirim bahan-bahan mentah, mengirim raw material ke luar negeri. Untuk menghasilkan nilai tambah dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya, sejak 2020 telah kita setop ekspor nikel bahan mentah. Bahan mentah nikel telah kita setop di 2020,” katanya. (ATN)
Discussion about this post