ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatatkan penurunan produksi sepanjang tahun 2019 dibandingkan dengan 2018.
Berdasarkan laporan operasi dan keuangan 2019 Freeport-McMoRan Inc., produksi tembaga Freeport Indonesia sepanjang periode Januari-Desember 2019 sebanyak 607 juta pounds. Jumlah tersebut merosot jauh sebesar 47,67 persen dibandingkan produksi tembaga 2018 sebanyak 1,16 juta pounds.
Penjualan tembaga Freeport Indonesia juga mengalami penurunan tajam. Sepanjang tahun lalu penjualan tembaga Freeport Indonesia hanya mencapai 667 juta pounds, turun 40,9 persen bila dibandingkan dengan penjualan 2018 sebanyak 1,13 miliar pounds.
Selain itu, harga jual rata-ratanya juga mengalami penurunan dari US$2,89 per pounds menjadi US$2,72 per pounds
Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas emas. Produksi emas Freeport Indonesia pada 2019 tercatat sebanyak 863 ribu ounces, merosot tajam sebesar 64,27 persen dari realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 2,49 juta ounces.
Penjualannya pun mengalami turun signifikan sebesar 58,87 persen dari 2,37 juta ounces menjadi 973 ribu ounces sepanjang tahun lalu.
Namun, rata-rata harga jual emas 2019 mengalami kenaikan menjadi US$1.416 per ounce dari rerata harga jual 2018 senilai US$1.254 per ounce.
Menurut President & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson, penurunan tersebut terjadi karena adanya transisi penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.
“Kinerja di kuartal IV/2019 lebih baik dari kuartal IV/2018, namun secara keseluruhan mengalami penurunan. Ini mencerminkan perpanjangan penambangan di Grasberg open pit yang selesai pada Desember 2019,” ujarnya dalam conference call yang dilaksanakan Jumat (24/01/2020), sebagaimana keterangan tertulis perusahaan.
Dikatakan, volume penjualan konsolidasi dari Freeport Indonesia diperkirakan akan mendekati 750 juta pounds tembaga dan 0,8 juta ounces emas pada tahun 2020.
“PTFI terus berupaya meningkatkan produksi dari badan bijih bawah tanahnya, produksi logam diharapkan meningkat secara signifikan pada 2021,” tandas Richard. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post