ASIATODAY.ID, FRANKFURT – Negara-negara anggota G7 mulai menyiapkan sanksi baru yang menyasar kalangan oligarki Rusia.
Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan putaran sanksi berikutnya yang diberikan negara anggota G7 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina diharapkan dapat meredakan konflik Rusia dan Ukraina, termasuk Amerika Serikat (AS) dan NATO tidak turut memperkeruh suasana.
“Kami sedang mengerjakan sanksi lebih lanjut,” kata Christian Lindner, dilansir dari The Business Times, Senin (7/3/2022).
Negara-negara G7 mengumumkan rencana baru pengenaan sanksi berat terhadap Moskow dan menyerukan Rusia untuk menghentikan serangannya segera di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir.
Jerman saat ini memegang jabatan Presiden G7 bergilir.
“Mereka yang mendapat keuntungan dari Putin dan mencuri kekayaan rakyat Rusia, juga melalui korupsi, tidak dapat menikmati kemakmuran mereka di demokrasi barat kita,” kata Lindner.
Rusia sudah menghadapi gelombang sanksi yang dirancang untuk mengisolasinya dari sistem keuangan internasional. Amerika Serikat dan Inggris juga menambahkan lebih banyak oligarki Rusia ke daftar hitam pengusaha yang terkait dengan Kremlin yang sudah ditargetkan oleh Uni Eropa.
Sedangkan Prancis mengatakan telah menyita superyacht milik tsar minyak Rusia Igor Sechin di French Riviera. Sementara Italia mengumumkan telah membekukan aset yang dipegang oleh oligarki Rusia di sana, termasuk kapal pesiar mewah dan properti, senilai sekitar 140 juta euro.
“Sanksi terhadap Rusia mirip dengan deklarasi perang. Tapi syukurlah kita belum sampai pada titik itu,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
Lindner, ditanya tentang bahaya konflik nuklir antara Rusia dan Ukraina menjawab bahwa pihaknya berharap hal itu tidak terjadi.
“Kami ingin menyampaikan kepada orang-orang bahwa pemerintah federal melakukan segala dayanya untuk mencegah skenario yang mengerikan untuk negara kami,” pungkasnya. (ATN)
Discussion about this post