ASIATODAY.ID, DUBAI – Emirates Global Aluminium (EGA), perusahaan yang mengoperasikan salah satu smelter aluminium terbesar di dunia, berminat ekspansi ke Indonesia. Rencananya, EGA akan berkolaborasi dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
Hal itu terungkap dalam peteman antara Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita dengan pihak EGA.
“Kami sudah bertemu dengan EGA, yang baru saja memperkenalkan beberapa konsep agar industri alumunium di indonesia bisa lebih efisien,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke Paviliun Indonesia dalam gelaran World Expo 2020 Dubai, Selasa (2/11/2021).
Menurut Agus, proses produksi di PT Inalum nantinya bisa lebih efisien dengan masuknya EGA ke Indonesia.
“Inalum dapat melakukan penyesuaian dengan teknologi baru yang dibawa oleh Emirates Global Aluminium atau EGA,” jelasnya.
Selanjutnya, kapasitas produksi Inalum dapat lebih dioptimalkan dengan keberadaan teknologi baru yang dibawa EGA.
Sebagai informasi, Inalum merupakan Holding BUMN Tambang sesuai PP No. 47/2017 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Berarti Inalum memegang dua fungsi sekaligus, yaitu strategi dan operasional.
Selanjutnya, Holding BUMN Tambang yang menaungi lima perusahaan industri tambang di Indonesia, yaitu PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium sendiri, dan PT Timah Tbk, itu berganti identitas pada 17 Agustus 2019 menjadi Mining Industry Indonesia (MIND ID), yang baru saja melalui proses pergantian pucuk pimpinan, dari Orias Petrus Moedak ke Hendi Prio Santoso.
MIND ID dan Inalum direncanakan untuk berdiri sendiri, di mana Inalum diharapkan dapat berkonsentrasi pada produksi, sedangkan MIND ID melaksanakan fungsi strategis.
Nantinya, pemisahan ini menjadi jalan bagi Inalum untuk melantai di bursa dengan identitas barunya, yaitu Inalum Operating. Targetnya, pelepasan saham perdana atau initial public offering (IPO) Inalum Operating ini bisa selesai akhir 2022.
Melalui kerja sama dengan Emirates Global Aluminium bisa melapangkan jalan Inalum Operating untuk lebih cepat melantai dari target yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Adapun, pada 2020, Inalum berhasil mencatat kinerja produksi (unaudited) Aluminium Ingot, Billet dan Foundry Alloy sebesar 245 ribu ton atau 101 persen dibandingkan dengan target awal sebesar 242 ribu ton.
Sementara itu, pada 2020, EGA, melalui Al Taweelah Alumina Refiner menghasilkan sekitar 1,92 ton alumina, senyawa yang mengandung aluminium, sedangkan lewat Guinea Alumina Corporation, EGA berhasil mengekspor sekitar 9,56 juta ton bijih bauksit.
Mubadala Investment Company of Abu Dhabi dan Investment Corporation of Dubai adalah pemilik dari EGA. (ATN)
Discussion about this post