ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kebijakan perluasan ganjil genap yang diterapkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menakan polusi udara menunjukkan dampak signifikan. Pasalnya, saat ini tingkat konsentrasi partikel polusi di udara mengalami penurunan hingga 18,9 persen setelah pembatasan kendaraan roda empat mulai disosialisasikan di 25 ruas jalanan ibu kota.
“Perluasan ganjil genap ini memberi efek positif terhadap penurunan tingkat polusi, karena transportasi sumber polusi utama. Terjadi perbaikan kualitas udara dengan rata-rata 18,9 persen dibandingkan sebelum kebijakan ini diterapkan,” terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih, Selasa (20/8/2019).
Berdasarkan hasil pengamatan Dinas Lingkungan Hidup DKI, hasil pemantauan PM2,5 di stasiun pemantau Bundaran HI H+7 sosialisasi perluasan ganjil genap mencapai 51.29. Adapun, titik minimal tercatat pada 42.37 dan maksimal 63.43.
Jumlah tersebut berkurang signifikan jika dibandingkan periode sebelum perluasan ganjil genap, yaitu rata-rata 63.29 dengan titik minimal 54.90 dan titik maksimal 75.05.
“Kami tidak menargetkan angka tertentu di PM2,5. Namun jika sudah terjadi penurunan maka kualitas udara di sekitar stasiun pemantau sudah membaik,” imbuhnya.
Selain di Bundaran HI, Andono mengungkapkan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta juga memiliki alat ukur yang tersebar di beberapa lokasi, seperti di Kelapa Gading dan Jagakarsa.
“Kalau pakai PM lebih besar akan menghasilkan nilai yang lebih akurat. Namun, sekarang kami coba pakai alat ukur sesuai dengan yang ditetapkan,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post