ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Freeport Indonesia (PTFI) menyiapkan investasi dengan nilai fantastis untuk menggarap tambang bawah tanah di Papua.
Menurut Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, nilai investasi yang disiapkan mencapai USD20 miliar atau setara dengan Rp 280 triliun dengan rentan waktu selama 20 tahun ke depan atau hingga 2041. Jika diestimasi, Freeport menginvestasikan USD1 miliar di Papua, setiap tahun.
“Sejauh ini, kita sudah investasi di Papua sebesar USD15 miliar atau Rp 200 triliun. Ke depan akan investasi USD20 miliar dalam 20 tahun ke depan, jadi kira-kira USD1 miliar per tahun atau sekitar Rp14-15 triliun per tahun,” jelas Tony di Jakarta, Jumat (17/0/2020).
Menurut Tony investasi tersebut untuk penambangan bawah tanah. Selama kegiatan penambangan berjalan, Freeport akan terus mengeluarkan biaya.
“Sepanjang kegiatan tambang bawah tanah berjalan, investasi dan pembangunan tambang bawah tanah akan terus berlangsung,” jelasnya.
Tony menilai, besarnya investasi Freeport di Papua akan memberikan dampak khususnya di bidang ekonomi. Apalagi, 51 persen saham Freeport kini dimiliki Indonesia.
“Sekarang semua sudah sangat jelas. Saya katakan 51 persen dimiliki Indonesia dan dari 51 persen itu 10 persen milik Papua, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan Papua,” imbuhnya.
“Yang terpenting juga, dengan investasi sebesar itu masuk ke Papua setiap tahunnya, kita harapkan akan memberikan dampak positif diberbagai bidang,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post