ASIATODAY.ID, KENDARI – Gejolak yang terjadi di kawasan industri (smelter) nikel PT. Gunbuster Nickel Industri (GNI), di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng), kini merembet di kawasan industri lainnya.
Salah satunya, di kawasan industri PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ratusan buruh di kawasan industri itu yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Sulawesi Tenggara dan Serikat Pekerja Tenaga Kerja (SPTK) Konawe berunjuk rasa di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Konawe, Rabu (18/1/2023).
Dalam aksinya, mereka menyampaikan sejumlah tuntutan, yakni; mendesak percepatan proses Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Tolak Upah Murah, Tolak Kenaikan Upah dengan Sistem Penilaian, Hapus aturan Swab PCR di perusahaan serta Tolak Mutasi Karyawan ke PT GNI.
Aksi para buruh diterima oleh Wakil Ketua II DPRD Konawe, Rusdianto.
Ia menyampaikan agar kerusuhan yang terjadi di PT GNI tidak terjadi di PT VDNI dan OSS.
“Kami akan segera memanggil manajemen VDNI dan OSS untuk duduk bersama KSPN untuk membicarakan terkait PKB,” ujarnya.
Sebagai referensi, Tony Zhou Yuan, yang kini tercatat sebagai direktur PT GNI, juga menjabat sebagai presiden direktur di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS).
Ketiga perusahaan China itu merupakan satu group.
Meski PT GNI berlokasi di Morowali Utara, peresmian smelter perusahaan ini dilakukan di kawasan industri Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara oleh Presiden Jokowi bersama sejumlah Menteri dan Kepala Daerah pada 27 Desember 2021 lalu. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post