ASIATODAY.ID, JAKARTA – Harga batu bara rontok pada perdagangan Rabu (23/8/2023).
Hal ini dipicu merosotnya harga gas di Eropa di tengah negosiasi di Australia untuk mencegah aksi mogok pekerja di tiga fasilitas produksi LNG.
Harga batu bara Newcastle kontrak berjangka Agustus 2023 stagnan di US$150 per ton, kontrak berjangka September 2023 jatuh US$ 5,50 menjadi US$ 159,25 per ton, dan kontrak Oktober 2023 berkurang US$ 5,50 menjadi US$ 161,25 per ton.
Sementara, harga batu bara Rotterdam kontrak berjangka Agustus 2023 melemah US$0,55 menjadi US$118,25, kontrak September 2023 turun US$5,10 menjadi US$123,55 serta kontrak Oktober melemah U$S5 menjadi US$124,30.
Dikutip dari Montel, harga gas Eropa bulan depan diproyeksi akan turun lebih 10% di tengah negosiasi yang sedang berlangsung di Australia untuk mencegah aksi mogok pekerja di tiga fasilitas produksi LNG utama.
Chevron berupaya mencegah pemogokan pekerja LNG dengan tawaran pembayaran langsung kepada karyawan LNG di Australia Barat. Hal itu dilakukan dalam upaya mengakhiri perselisihan perusahaan yang dapat membatasi pasokan global.
Chevron akan mengajukan proposal gaji lebih baik melalui pemungutan suara di antara para pekerja di fasilitas Gorgon dan Wheatstone pada Rabu dan Kamis depan.
“Kami memberikan usulan perjanjian perusahaan kepada pegawai di masing-masing fasilitas gas Gorgon dan Wheatstone untuk dipilih. Perjanjian yang diusulkan memberikan nilai signifikan bagi pergawai dan akan berlaku setelah operasional,” kata juru bicara perusahaan energi tersebut.
Pembicaraan juga terjadi antara serikat pekerja dan Woodside. Serikat pekerja telah mengancam akan melakukan mogok terhadap aset Woodside pada 2 September jika kesepakatan tidak tercapai.
Ketiga terminal ekspor LNG menyediakan sekitar 10% pasokan global. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post