ASIATODAY.ID, BEIJING – Firma riset pasar global IDC memperkirakan sekitar 51,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) China akan terkait digitalisasi pada 2023. Hal itu memungkinkan ketika perusahaan-perusahaan negara itu meningkatkan digitalisasi bisnis mereka.
Menurut IDC, pada 2025 setidaknya 80 persen dari aplikasi korporat baru China akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Hal itu dilakukan guna mempermudah dan memperluas aktivitas bisnis di masa mendatang.
Kepala petugas informasi akan memainkan peran yang lebih besar dalam perusahaan dengan merencanakan pengembangan inovatif. Sementara akan ada peningkatan permintaan bagi para profesional dalam memastikan keamanan dan kepatuhan digital.
“China berada di jalur cepat untuk digitalisasi, sementara perusahaan harus mengambil strategi berorientasi masa depan guna mempersiapkan perubahan terkait,” kata Direktur Pelaksana IDC Tiongkok Kitty Fok, melansir Xinhua, Sabtu (14/12/2019).
Sebuah laporan sebelumnya oleh IDC dan perusahaan IT China Inspur menunjukkan, pengeluaran perusahaan China untuk transformasi digital telah berkembang melebihi ambang batas dengan memperhitungkan 51 persen dari total pengeluaran teknologi informasi (TI) mereka tahun ini.
Di sisi lain, barometer ekonomi utama China kemungkinan akan pulih pada paruh pertama 2020. Hal itu seperti disampaikan Kepala Ekonom China Morgan Zhu Haibin menanggapi pesimisme pasar. Zhu mengatakan investasi manufaktur dan infrastruktur mungkin akan mulai mendorong perekonomian China pada tahun depan.
Hal ini terkait tekanan ekonomi China yang menurun pada 2019. Sektor manufaktur akan lebih banyak dikucuri investasi di tengah perkiraan pemulihan indeks harga produsen sehingga dapat meningkatkan laba bagi perusahaan-perusahaan di industri ini, kata Zhu.
Menurut Zhu, laju pertumbuhan untuk investasi infrastruktur diperkirakan akan naik antara lima hingga enam persen tahun depan karena pemerintah bermaksud menerbitkan obligasi pemerintah daerah khusus untuk pembiayaan infrastruktur.
Sementara sektor konsumsi sebagian dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga konsumen (CPI) karena kenaikan harga daging babi di tahun mendatang. Zhu mengatakan kenaikan CPI hanyalah struktural dan tidak mungkin memicu perubahan dalam kebijakan moneter. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post