ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perusahaan pertambangan mineral, PT Ifishdeco Tbk., yang mengolah tambang nikel di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara terus mengejar progres pengembangan proyek smelter nikel dengan menggunakan teknologi Rotary Klin-Electric Furnace atau smelter RKEF.
Menurut Sekretaris Perusahaan Ifishdeco Christo Pranoto, hingga kini perseroan masih menjajaki calon mitra strategis dari China untuk mengembangakan proyek smelter RKEF.
“Calon mitra strategis masih dari China dan masih penjajakan, terlebih untuk pendanaannya,” kata Christo saat paparan publik insidentil, Kamis (25/3/2021).
Rencananya, dalam proyek smelter tersebut Ifishdeco akan membangun dua tungku dengan target penyelesaian dan kapasitas produksi yang masih dalam tahap negosiasi dengan calon mitra strategis.
Emiten berkode saham IFSH itu memperkirakan total investasi dari pengembangan proyek itu sebesar USD1,1 juta.
Untuk diketahui, IFSH mempunyai smelter nikel dengan teknologi blast furnace yang telah beroperasi. Smelter itu memiliki kapasitas produksi hingga 40.000 ton per tahun. Adapun, per 2020 perseroan menjual nikel 781.767 ton, anjlok 65 persen dari perolehan 2019 sebesar 2,26 juta ton.
Penurunan itu dinilai disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan penghentian ekpor bijih nikel oleh Pemerintah Indonesia.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Kamis (25/3/2021) saham IFSH parkir di level Rp950 per saham, naik 5,56 persen. Dalam 1 bulan terakhir, IFSH telah naik 35,71 persen. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan 2021 IFSH menguat 139,9 persen. (ATN)
Discussion about this post