ASIATODAY.ID, SINGAPURA – Cuaca buruk di wilayah Asia dan Eropa memicu lonjakan tarif sewa kapal kargo liquefied natural gas (LNG).
Aksi ambil untung selisih harga kargo terjadi karena kekurangan pasokan pada Januari 2021. Tarif spot sewa kapal LNG di Asia meroket ke level tertinggi dalam sejarah, mencapai USD350.000 per hari.
“Kami yakin tarif yang tinggi ini menunjukkan permintaan lebih kuat bahkan setelah cuaca ekstrem mereda,” kata analis pelayaran Stifel, Ben Nolan, dikutip dalam keterangannya yang diterima Kamis (21/1/2021).
Tarif spot sewa kapal LNG di Asia meningkat pada Desember 2020 dan Januari 2021 dipicu melonjaknya permintaan untuk kebutuhan energi pemanas perumahan dan industri yang disebabkan musim dingin ekstrem di beberapa negara Asia.
Seperti dilansir S&P Global Platts Analytics, provinsi di bagian utara China menghadapi gelombang cuaca dingin yang mengakibatkan kekurangan sumber energi.
Dewan Negara Republik Rakyat China pada 8 Januari lalu mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk menopang pasokan batu bara, listrik, minyak mentah dan gas alam untuk kebutuhan pemanas perumahan.
Selain China, Jepang dan Korea Selatan menghadapi peningkatan kebutuhan listrik akibat musim dingin. S&P Global Platts Analytics melaporkan bahwa permintaan listrik di Jepang meningkat 15 persen di atas level tahun lalu.
Dengan sumber daya yang langka, perusahaan utilitas Jepang harus membakar lebih banyak batu bara dan bahan bakar minyak. Di saat bersamaan, membeli lebih banyak LNG dari pasar spot dengan tarif tinggi.
Permintaan listrik di Korea Selatan juga melonjak ke level tertinggi selama musim dingin, dan perusahaan BUMN Korea yaitu Korea Power Exchange (KPX), bersiaga menghadapi suhu di Seoul yang turun ke level terendah dalam 35 tahun.
Dengan demikian, tarif listrik di Jepang telah menembus 220 Yen per kWh, atau setara dengan USD618 per MMBtu pada 12 Januari berdasarkan data Japan Electric Power Exchange. Tarif tersebut telah melonjak dari tarif seminggu sebelumnya di kisaran 100 Yen per kWh.
Selain lonjakan permintaan gas dan kapal tanker LNG yang besar, pasokan kapal tanker LNG juga mengalami penurunan signifikan akibat keterlambatan yang disebabkan kendala operasional dan perjalanan lebih jauh.
S&P Global melaporkan bahwa waktu tunggu di rute Panama Canal untuk kapal tanker LNG menuju Asia dari Teluk Amerika Serikat membutuhkan 13 hari pada akhir tahun 2020.
Selain itu, membekunya permukaan laut memperburuk kondisi di Pelabuhan bagian utara China seperti Dong Ying dan Yingkou, sehingga mengganggu kedatangan kapal dan proses bongkar muat kargo. (ATN)
Discussion about this post