ASIATODAY.ID, MIAMI – Perusahaan pelayaran Royal Carribean International mengumumkan bahwa semua pemegang paspor China, Hong Kong dan Makau tidak akan bisa menjadi penumpang untuk seluruh armada kapal pesiarnya. Aturan terbaru ini berlaku sepanjang Februari 2020.
Sebelum mengumumkan keputusannya, Royal Carribean mengaku telah berkonsultasi dengan sejumlah pakar dan staf medis terkait penyebaran virus corona tipe Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Tidak hanya itu, Royal Carribean juga menerapkan pemeriksaan ekstra terhadap semua penumpang yang memperlihatkan gejala-gejala flu. Pemeriksaan juga akan diberlakukan kepada siapapun yang melakukan kontak dengan orang yang mengunjungi China, Hong Kong atau Makau dalam 15 hari terakhir.
Sebagai tambahan lainnya, setiap penumpang yang mengalami demam atau hanya memiliki sedikit kadar oksigen dalam darah, akan dilarang naik ke kapal.
“Kami tahu langkah-langkah ini sangatlah konservatif, dan kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sejumlah tamu kami,” demikian pernyataan resmi Royal Carribean, melansir Newsweek, Minggu (9/2/2020).
“Kami menyesal harus melakukan semua ini, tapi ini merupakan tanggung jawab kami untuk memastikan lingkungan yang aman dan sehat di atas kapal dan juga pelabuhan,” lanjut pernyataan itu.
Keputusan Royal Carribean menolak semua orang berpaspor China, Hong Kong atau Makau terjadi tak lama usai empat penumpang kapal pesiar milik perusahaan tersebut dilarikan ke rumah sakit di New Jersey. Keempat penumpang itu ternyata telah mengunjungi China 12 hari lalu.
Saat naik ke kapal Royal Carribean, keempatnya tidak menunjukkan gejala-gejala virus corona nCoV.
Berdasarkan data terbaru Komisi Kesehatan Nasional China per hari ini, Minggu 9 Februari 2020, korban tewas akibat serangan virus corona mencapai 811 orang. Sementara kematian di luar China berjumlah dua orang, masing-masing di Filipina dan Hong Kong.
Untuk total jumlah infeksi virus corona di China, telah melampaui 37 ribu. Dari angka tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa hampir 25 ribu kasusnya berada di provinsi Hubei. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post