ASIATODAY.ID, CANBERRA – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Australia untuk mewaspadai dampak ekonomi dari pandemi coronavirus (Covid-19) sejak Depresi Hebat (Great Depression).
Dalam perkiraannya untuk ekonomi global, IMF memproyeksikan bahwa produk domestik bruto (PDB) Australia akan berkontraksi sebesar 6,7 persen atau USD130 miliar dolar Australia (USD83,7 miliar) pada tahun ini.
Pandemi ini akan menjadi pukulan terbesar bagi perekonomian Australia sejak 1930, ketika ekonomi diperkirakan berkontraksi sekitar 9,5 persen di tengah Depresi Hebat, dan akan menandai akhir dari 28 tahun pertumbuhan ekonomi berturut-turut.
“Sangat mungkin bahwa tahun ini ekonomi global akan mengalami resesi terburuk sejak Depresi Hebat, melebihi yang terlihat selama krisis keuangan global satu dekade lalu,” kata laporan itu,
Melansir Xinhua, Rabu (15/4/2020).
Ekonomi Australia diperkirakan akan mengalami pukulan yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara yang telah terpukul lebih keras oleh covid-19.
Namun demikian, setelahnya, ekonomi Australia diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,1 persen pada 2021.
Laporan IMF mengatakan bahwa pengangguran Australia akan rata-rata 7,6 persen pada 2020 sebelum meningkat menjadi 8,9 persen pada 2021.
Menanggapi laporan tersebut, Bendahara Josh Frydenberg mengatakan Australia berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengatasi dampak ekonomi dari virus tersebut.
“Australia mendekati krisis ini dari posisi kekuatan ekonomi. Langkah-langkah kami bersifat sementara, bertarget dan proporsional dengan tantangan yang kami hadapi dan akan memastikan Australia bangkit kembali dengan lebih kuat di sisi lain,” jelas dia. (ATN)
Discussion about this post