ASIATODAY.JD, JAKARTA – International Monetary Fund (IMF) mulai mengkhawatirkan adanya ancaman krisis ekonomi global sebagai imbas dari perang antara Rusia dan Ukraina.
Pasalnya, harga pangan dan energi telah melambung dalam beberapa hari terakhir dan rantai pasok global semakin terganggu.
Situasi ini diperparah oleh tekanan inflasi yang semakin sulit dikendalikan. Sementara itu, situasi terus berubah dan perkiraan ke depan akan menjadi ketidakpastian yang luar biasa.
“Konsekuensi ekonomi sudah sangat serius,” demikian pernyataan resmi IMF pada Sabtu (5/3/2022).
JPMorgan Chase & Co. telah memangkas pertumbuhan global pada tahun ini sekitar 1 persen dan meningkatkan prospek inflasi mereka dengan angka yang sama.
“Kejutan harga akan berdampak di seluruh dunia, terutama pada rumah tangga miskin yang menjadikan pangan dan bahan bakar sebagai pengeluaran paling tinggi,” demikian IMF dalam laporannya.
IMF pun memperingatkan, jika eskalasi konflik terus meningkat, maka bencana ekonomi akan lebih dahsyat.
Sementara itu, sanksi yang dijtauhkan sejumlah kawasan akan mempengaruhi ekonomi global dan pasar keuangan sehingga merembet ke negara lainnya.
Karena itu, bank sentral harus betul-betul mengawasi kenaikan harga internasional dan inflasi domestik untuk mengkalibrasi langkah yang penting.
Pemerintah perlu menemukan cara untuk membantu rumah tangga yang paling rentan dan membantu mengimbangi kenaikan biaya hidup.
“Krisis ini akan menciptakan perubahan kebijakan yang kompleks, yang semakin memperumit lanskap kebijakan ketika ekonomi dunia pulih dari krisis pandemi,” kata IMF. Peperangan ini telah menimbulkan kerusakan ekonomi substansial. Ukraina akan menghadapi biaya pemulihan dan rekosntruksi yang signifikan,” lanjut IMF.
Saat ini, Ukraina telah mencari bantuan senilai USD1,4 miliar dan pejabat IMF akan mempertimbangkan permintaan tersebut hingga pekan depan. (ATN)
Discussion about this post