ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri teknologi metaverse global diproyeksi berkembang pesat.
Hasil studi Bloomberg Intelligence 2022, nilai kapitalisasi pasar metaverse bisa menyentuh angka US$800 miliar pada 2024 atau setara Rp11.440 triliun.
“Industri metaverse bisa mendekati USD800 miliar pada tahun 2024, jauh lebih tinggi dari 2020 sekitar USD500 miliar, berdasarkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 13,1 persen,” demikian analisis tersebut seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (6/3/2022).
Pasar metaverse dapat mencapai USD783,3 miliar pada 2024 dibandingkan dengan US$478,7 miliar pada 2020 mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 13,1 persen, berdasarkan analisis Bloomberg dan data Newzoo, IDC, PWC, Statista, dan Two Circles.
Alasannya, pembuat video game terus meningkatkan judul yang ada ke dunia online 3D yang lebih menyerupai jejaring sosial, peluang pasar mereka dapat diperluas untuk merangkum hiburan langsung seperti konser dan acara olahraga serta berjuang untuk mendapatkan bagian dari pendapatan iklan media sosial.
Total ukuran pasar metaverse dapat mencapai 2,7 kali dari sekadar perangkat lunak game, layanan, dan pendapatan iklan.
Pembuat game online termasuk Roblox, Microsoft, Activision Blizzard, Electronic Arts, Take-Two, Tencent, NetEase, dan Nexon dapat meningkatkan keterlibatan dan penjualan dengan memanfaatkan pertumbuhan dunia virtual 3D.
Peluang pasar metaverse juga masih luas, mulai dari hiburan langsung seperti konser, acara olahraga, hingga pendapatan iklan di media sosial.
Adapun potensi pasar di ASEAN sangat besar, di mana diprediksi pasar ekonomi digital keseluruhan pada 2024 tumbuh menjadi USD363 miliar.
Di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengungkapkan sektor perekonomian terbesar salah satunya adalah ekonomi digital. Sektor ini tumbuh pesat dengan kemajuan teknologi di dalamnya, seperti Augmented Reality (AR), Artificial Intelligence, hingga Metaverse.
Dalam mengupayakan sektor ekonomi digital, Pemerintah melalui Kominfo memiliki empat sektor strategis sebagai pilar, salah satunya adalah infrastruktur digital.
Pemerintah memiliki program membangun lebih dari 340 ribu kilometer national fiber optic backbone dikombinasikan dengan sembilan satelit serta penyediaan base transceiver station (BTS). (ATN)
Discussion about this post