ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia tengah merampungkan pembangunan Observatorium terbesar di Asia Tenggara.
“Fasilitas tersebut berdiri di Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan diharapkan dapat rampung pada tahun 2021,” kata Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Halimurrahman dikutip dari Antara, Senin (10/8/2020).
Gunung Timau dipilih menjadi lokasi pembangunan observatorium karena diperlukan areanya bebas polusi cahaya dan udara.
“Karena di daerah yang polusi cahayanya sangat rendah kita bisa melihat bintang yang berkelip di atas kita,” ujar Halimurrahman.
Dengan keberadaan observatorium nasional di Kupang, diharapkan wilayah itu menjadi tempat wisata langit yang tentunya akan meningkatkan ekonomi di daerah sekitar.
“Dengan membangun observatorium nasional di Kupang, kita mendorong Indonesia bagian timur memiliki sains khususnya keantariksaan yang maju seperti halnya Bandung,” tutur Halimurrahman.
Menurut Halimurrahman, saat ini pihaknya sedang dalam proses pembangunan gedung teleskop.
Observatorium itu akan dilengkapi dengan teleskop 380 cm yang relatif besar untuk wilayah Asia-Pasifik dan sangat bermanfaat untuk penelitian keantariksaan.
“Pemanfaatan teleskop ke depan selain kepentingan ilmiah juga memantau benda buatan manusia seperti satelit, di sekitarnya apakah ada objek lain yang membahayakan,” tutur Halimurrahman.
Observatorium di Gunung Timau menjadi Taman Nasional Langit Gelap pertama di Indonesia sekaligus observatorium terbesar di Asia Tenggara.
Saat rampung, Observatorium di Gunung Timau juga bakal memajang teleskop terbesar di Asia Tenggara.
Jika kini Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung, sudah “dikepung” oleh pemukiman, maka tidak dengan observatorium ini.
Karena berada di tengah hutan lindung, tak boleh ada bangunan lain di sekitar observatorium yang dirasa bisa menimbulkan polusi cahaya dan polusi udara. (Ant)
Discussion about this post