ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas bekerjasama dengan the Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) telah merumuskan Kajian Sektor Manufaktur Indonesia 2021.
Kajian ini membahas urgensi industrialisasi sebagai bagian dari redesain transformasi ekonomi Indonesia.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan sejumlah opsi penguatan industri manufaktur dalam kajian tersebut telah sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
Pertama, peningkatan investasi di sumber daya manusia untuk dapat mengampu teknologi maju, termasuk teknologi industri 4.0.
Kedua, pengembangan industri baru termasuk yang terkait dengan produksi alat/perangkat kesehatan atau farmasi.
Ketiga, penguatan teknologi produk dan proses bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai industri penunjang.
“Kajian tersebut merekomendasikan sejumlah strategi industri, yakni peningkatan hilirisasi sumber daya alam, peningkatan partisipasi dalam rantai pasok global termasuk melalui perluasan ekspor serta peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur industri,” ujar Suharso melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/11/2021).
Selain itu, adanya peningkatan pemanfaatan pengadaan barang dan jasa pemerintah sebagai pendorong permintaan produk industri, penyiapan calon-calon eksportir dengan meningkatkan peran mereka di pasar domestik sebagai training ground untuk keterlibatan dalam ekspor, serta kebijakan perbaikan iklim usaha.
Peluncuran Kajian Sektor Manufaktur Indonesia 2021 ini melibatkan Presiden ERIA Hidetoshi Nishimura, Senior Economist ERIA Dionisius A. Narjoko, Chief Economics ERIA dan Professor Faculty of Economics Keio University Fukunari Kimura, Dosen dan Peneliti Universitas Padjadjaran Maman Setiawan, Guru Besar Institut Teknologi Bandung Dradjad Irianto, dan CEO Asakreativita Vivi Alatas.
Strategi yang terhimpun dalam buku tersebut turut membahas perkembangan rantai nilai global atau global value chains di masa mendatang dan kaitannya dengan tren industri manufaktur ke depan, khususnya pascapandemi covid-19.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dampak pandemi Covid-19 di bidang industri menjadi salah satu basis analisis untuk memastikan berbagai strategi yang disusun cermat dapat mendukung percepatan reindustrialisasi, termasuk di dalamnya percepatan pemulihan ekonomi.
“Kami berharap, kajian ini menjadi awalan yang baik sebagai upaya Bappenas dan pemerintah Indonesia, di mana reindustrialisasi juga menjadi bagian penting dari upaya keenam strategi besar Transformasi ekonomi Indonesia, Menuju Indonesia Emas 2045,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post