ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia menyoroti pentingnya upaya memajukan ekosistem pendukung untuk pemberdayaan ekonomi perempuan demi pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik.
“Dalam situasi krisis Covid-19 saat ini, kita seharusnya tidak hanya fokus pada kebangkitan ekonomi. Penting juga untuk membangun dunia yang berkelanjutan, dengan perempuan sebagai pusat pemulihan,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga saat berbicara di pertemuan tingkat Menteri pada Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) Women and the Economy Forum (WEF) 2020 yang diselenggarakan di Malaysia akhir September lalu.
Dikatakan, pandemi Covid-19 berdampak tidak hanya pada sektor kesehatan tapi juga sosial dan ekonomi global. Kesejahteraan dan kehilangan mata pencaharian menjadi isu utama yang dialami hampir semua orang di kawasan Asia-Pasifik, pandemi juga memberi dampak ekonomi dan sosial yang tidak proporsional terhadap perempuan.
Oleh karena itu, Menteri Bintang mendorong seluruh anggota APEC untuk dapat menguatkan solidaritas global.
“Saya mempercayakan potensi luar biasa perempuan di seluruh dunia untuk dikembangkan, dilindungi, dan diberdayakan. Hanya solidaritas dan kerja sama global yang akan memastikan kita dapat mengatasi ini bersama. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” ujar Menteri Bintang, dikutip melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (3/10/2020).
Menteri Bintang menambahkan, potensi dan peran perempuan tidak bisa dianggap remeh dalam mendukung pemulihan ekonomi suatu negara.
Di Indonesia, 99 persen dari bisnis di Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dengan lebih dari 50 persen dimiliki atau dikelola oleh perempuan. Meski menghadapi banyak tantangan, Menteri Bintang meyakini peluang akan selalu ada.
“Bahkan di saat-saat tersulit pun, peluang terbentang di depan. Survei terbaru mengenai dampak Covid-19 mengungkapkan bahwa bisnis berbasis online berhasil meningkatkan kinerja penjualan mereka. Perempuan pelaku usaha perlu memanfaatkan peluang ini, untuk memulihkan dan mempertahankan mata pencaharian mereka,” tambah Menteri Bintang.
Menteri Bintang menjelaskan, Indonesia telah mengembangkan program pemberdayaan UMKM perempuan dengan berfokus pada pelatihan, pembiayaan, dan pemasaran online. Menteri Bintang berharap upaya penguatan ekonomi pada perempuan di ranah online mendapat dukungan dukungan agar lebih inklusi.
“Kita membutuhkan upaya global yang lebih kuat untuk meningkatkan literasi media digital dan menciptakan lingkungan yang aman untuk melindungi perempuan secara online,” kata Menteri Bintang.
Dalam kesempatan yang sama, Indonesia mendorong APEC PPWE untuk membuat sistem pemantauan atau berbagi informasi secara berkala terkait cara dan kebijakan yang dapat mendukung kehidupan dan penghidupan perempuan sehingga dapat menjadi ruang belajar satu sama lain antar negara APEC.
“Sistem tersebut akan mengumpulkan informasi yang komprehensif dan memungkinkan setiap pemangku kepentingan untuk menilai status, kebutuhan, kemajuan, dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan di Asia-Pasifik, serta menciptakan intervensi yang lebih baik untuk mendukung kelangsungan hidup dan pembangunan ekonomi di negaranya,” ujar Menteri Bintang.
Pertemuan APEC WEF dimaksudkan untuk menguatkan komitmen negara peserta terkait kerjasama regional, pengembangan kapasitas dan berbagai praktik terbaik untuk memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Tahun ini, APEC WEF mengangkat tema ‘Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan untuk Memperkuat Pemulihan dan Ketahanan Pasca-Pandemi’. (ATN)
Discussion about this post