ASIATODAY.ID, SORONG – Komoditas pertanian Indonesia kembali terakses di pasar ekspor.
Kali ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor buah merah dan komoditas pertanian lainnya ke Cekoslowakia. Pengiriman langsung dilakukan dari Pelabuhan Laut Sorong, Kota Sorong.
“Buah merah merupakan komoditas lokal unggulan Papua Barat, walaupun masih dalam skala kecil, tapi sudah mampu menembus pasar dunia,” kata Mentan melalui keterangan tertulisnya, Kamis (27/2/2020).
Permintaan buah merah untuk kebutuhan domestik dan dijual kembali ke berbagai negara sepanjang 2019 cukup menggembirakan. Karantina Pertanian Sorong mencatat sebanyak 14.899 liter buah dikirim ke Surabaya dan Jakarta dengan nilai Rp7,4 miliar.
Yasin Limpo menyampaikan apresiasi kepada Kementan, Pemda, dan pelaku usaha atas kerja keras yang telah dilakukan. Koordinasi dan kerja sama antar instansi dan dinas terkait diharapkan dapat membangun pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.
“Masih banyak potensi Papua Barat yang bisa dioptimalkan. Oleh karena itu, peran teknologi modern dan investasi diharapkan bisa mengakselerasi peningkatan ekspor komoditas pertanian baik dari Manokwari atau Sorong sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani bertambah dan bisa dipastikan berdampak pada perekonomian,” ungkapnya.
Buah merah, kata Syahrul, sudah diterima di Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Cekoslowakia. Manfaat buah ini dipercaya oleh masyarakat Papua dapat mengobati berbagai penyakit dan baik bagi kesehatan.
Buah merah Papua ini biasanya dikonsumsi dengan cara dimakan langsung atau dipotong-potong, lalu direbus atau dipanggang. Biji dan daging buah merah pun bisa ditumbuk, dicampur dengan air, dan disaring untuk menghasilkan saus merah kental sebagai bumbu masakan. Selain itu, minyak ekstrak buah merah juga digunakan sebagai penyedap makanan dan pewarna alami.
Ekspor produk pertanian Papua perlu terus ditingkatkan untuk mendorong kinerja perdagangan nasional. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor sektor pertanian di awal 2020 sudah mengalami peningkatan tertinggi year on year (yoy) dibanding sektor lainnya di tahun sebelumnya sebesar 4,54 persen.
“Ekspor ini harus berkelanjutan. Penuhi semua persyaratan internasional, sanitari dan fitosanitari. Kemudian iklim dan ekosistem investasi akan terbangun manakala kita terus melakukan inovasi dan perbaikan tata kelola, layanan,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post