ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia melalui Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) berkolaborasi dengan Osaka University dalam mengembangkan riset metabolomik untuk diversifikasi pangan.
Riset ini merujuk pada sebuah fakta di Indonesia, dimana ketergantungan pada beras masih sangat tinggi. Beberapa tanaman lokal dari jenis serealia, ubi-ubian, dan tanaman perkebunan, seperti sagu dan sukun dapat menjadi alternatif sumber pangan pokok pengganti beras.
Tanaman pangan alternatif tersebut memiliki indeks glikemik rendah, sehingga perlu dieksplorasi lebih lanjut dari segi potensi produksi dan teknologi proses sebagai bahan diversifikasi pangan pokok.
Upaya eksplorasi ini pun harus dibarengi dengan teknologi maju, termasuk metabolomik dan pendekatan omik lainnya, guna mengetahui kandungan gizi, senyawa bioaktif, keamanan, dan kualitas sumber makanan yang berbeda.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN Puji Lestari menyatakan, riset dan inovasi untuk diversifikasi pangan pokok, yang dieksplorasi dari sumber daya genetik tanaman lokal dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan tertentu.
“Sumber daya genetik, yaitu pangan lokal asli Indonesia memiliki nilai gizi tinggi dan sangat cocok untuk preferensi diet lokal. Tak heran, jika sumber daya genetik tanaman lokal dapat berkontribusi meningkatkan ketahanan dan stabilitas pertanian,” ungkap Puji, dikutip Jumat (18/8/2023).
Dia menambahkan, sumber daya genetik lokal erat kaitannya dengan pengetahuan tradisional dan praktik budaya masyarakat setempat. Diiringi dengan riset teknologi metabolomik dan pendekatan omik yang dapat memberikan informasi tentang kandungan gizi, senyawa bioaktif, keamanan, dan kualitas sumber makanan, dapat memandu upaya untuk mempromosikan konsumsi beragam makanan, yang mengarah ke perbaikan gizi, kesehatan, dan keberlanjutan.
“Dengan demikian, platform terintegrasi untuk mempromosikan diversifikasi pangan pokok dapat terwujud,” tegasnya.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan (PRTP) BRIN Yudhistira Nugraha mengungkapkan, beberapa riset terkini yang dilakukan untuk pemanfaatan potensi sumber daya genetik lokal untuk diversifikasi makanan pokok adalah sorgum, ubi kayu, jagung komposit lokal, hanjeli, sagu, sukun, dan lainnya.
Di samping itu, potensi kacang-kacangan lokal seperti kacang tunggak, kacang koro pedang, kacang merah, dan lain-lain sebagai sumber protein dan substitusi kedelai.
Dikatakannya, PRTP BRIN juga telah melakukan riset kolaborasi dengan Osaka University Jepang dan beberapa perguruan tinggi Indonesia. Termasuk rencana kerja sama penelitian Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) yang telah menjadi program riset BRIN. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post