ASIATODAY.ID, JAKARTA – Program hilirisasi nikel di Indonesia terus digenjot.
Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (TMM) menguji bijih nikel kadar rendah menggunakan teknologi terkini.
Menurut Kepala Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Bandung Iman K Sinulingga, teknologi STAL yang dihadirkan Trinitan Metals & Minerals berpotensi memberikan nilai tambah bagi sumber daya mineral nasional dan menjadi solusi untuk pengolahan nikel kadar rendah.
Sebagai referensi, STAL Technology merupakan teknologi pengolahan dan pemurnian logam berbasis Hidrometalurgi milik Trinitan Metals & Minerals yang diklaim mampu mengolah nikel kadar rendah menjadi logam nikel murni kelas satu dengan biaya investasi maupun operasional yang bersaing.
“Ini terobosan yang luar biasa, apalagi ini karya anak bangsa. Seperti yang kita tahu kita mempunyai sumber daya nikel sebanyak 9,4 miliar ton, yang di dalamnya sebagian besar berkadar rendah kurang dari 1,7 petden. Jika STAL Technology ini bisa mengolah nikel kita yang berkadar rendah tentu sangat luar biasa. Kami dari Kementerian ESDM tentu sangat mendukung,” kata Iman, melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Direktur PT Trinitan Metals & Minerals Tbk, Widodo Sucipto mengungkapkan, dalam uji validitas yang dilakukan nanti, TMM akan menyerahkan data karakteristik bijih umpan yang digunakan pada percobaan terdahulu dan parameter percobaan unit STAL kepada tim yang dibentuk Badan Geologi ESDM.
Metode tersebut kemudian akan divalidasi menggunakan sample bijih nikel laterit berkadar rendah sekitar 2 ton yang akan diambil dari lokasi uji petik Badan Geologi ESDM di Sulawesi Tenggara tahun 2019.
Nantinya, hasil pengujian dan validasi Badan Geologi ESDM bekerja sama dengan Pakar Hidrometalurgi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) akan dituangkan ke dalam paper untuk diterbitkan pada jurnal internasional dan digunakan sebagai syarat pengurusan paten.
Dikatakan, STAL Technology merupakan pemutakhiran dari teknologi Roasting Leaching Electrowinning Process (RLEP) yang sebelumnya dikembangkan oleh TMM.
Hasil pengembangan terbaru ini diklaim lebih efisien lagi dalam penggunaan bahan kimia untuk pengolahan dan mampu menghasilkan produk sampingan (by-product) seperti Magnesium Sulfat.
“Validasi teknologi STAL Technology ini menjadi momentum awal untuk mewujudkan visi kami sebagai aset nasional dalam pengembangan dan pengolahan sumber daya alam Indonesia,” pungkas Widodo. (ATN)
Discussion about this post