ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyambut antusias minat Uni Emirat Arab (UEA) untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) baru Indonesia.
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, ada beberapa skema yang ditawarkan dalam investasi ibu kota baru ini. Salah satunya, melalui pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau dana abadi antara Abu Dhabi dan Indonesia.
Walau demikian, masih ada skema lain yang terus dibicarakan. Bambang menegaskan Indonesia terbuka untuk investasi UEA baik di bidang infrastruktur hingga properti.
“Ya skemanya nanti kita tunjukkan apa yang terbuka investasinya di sana. Kan macam-macam, semuanya, bisa infrastrukturnya, bisa propertinya,” ujarnya, Jumat (4/10/2019).
Bambang sendiri belum memastikan nilai investasi UEA dari total kebutuhan biaya pemindahan ibu kota baru yang diperkirakan Pemerintah sebelumnya sebesar Rp466 triliun.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pekan depan pihak UEA akan bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pertemuan tersebut untuk membahas bagiaman skema yang tepat untuk diterapkan.
“Bagus Jadi kita godok nanti sovereign wealth fund (SWF)-nya ini, kemarin Presiden sudah kasih arahan. Menteri Keuangan nanti akan ke Abu Dhabi untuk finalisasi,” ujarnya.
Menurut Luhut, skema investasi ibu kota baru ini diharapkan bisa segera rampung, sehingga pada 13 Januari 2020, investasi untuk ibu kota baru ini bisa segera berjalan.
Jika skema tersebut berjalan kata Luhut, uang yang didapat dari UEA ini akan menjadi private equity pemerintah.
“Jadi pemerintah chip in nanti, mungkin brownfield project yang sudah ada, mereka simpan uang,” jelasnya.
Selain dari UEA, ada juga investasi yang didapat dari Amerika Serikat. Nanti sama seperti UEA, investasi tersebut nantinya akan masuk menuju private equity dari pemerintah.
“Nanti bisa jadi juga Amerika IFDC-nya juga menyimpan dana sehingga itu nanti bisa seperti equity, bisa seperti juga cadangan nasional. bisa juga nanti untuk membangun ibu kota,” paparnya.
Namun untuk sementara waku kata Luhut, pemerintah tengah fokus pada investor asal UEA. Setelah sukses baru pemerintah segera melirik Amerika Serikat.
“Yang jelas itu sekarang Indonesia dan Uni Emirat Arab dulu. Tapi UEA dan Amerika juga tidak keberatan untuk masuk di sana,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post