ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perang terhadap pencurian ikan (ilegal fishing) terus didengungkan oleh Pemerintah Indonesia.
Tak ingin terus menerus kecolongan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun telah menyiapkan pasukan speedboat di perbatasan yang akan bertugas mengamankan, menjaga dan memburu para pelaku pencurian ikan di perairan Indonesia.
Menurut Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan KKP, Drama Panca Putra, langkah ini dilakukan sebab sepanjang tahun lalu tindak pencurian ikan di perairan Indonesia sempat meningkat.
“Di awal pandemi Covid-19, pencurian ikan oleh kapal ikan asing sempat meningkat di perairan Indonesia. Hal itu termonitor melalui radar kita. Sehingga hasil tangkapan KKP, Maret sampai Juni 2020 banyak sekali, terutama di wilayah 711 atau laut Natuna utara,” jelas Drama dalam diskusi virtual bertajuk Potensi dan Ancaman Sektor Perikanan di Indonesia, Jumat (23/4/2021).
Dengan masifnnya penindakan kata Drama, saat ini angka pencurian ikan mulai menurun, berkat kerja sama pengawasan multi instansi.
“Alhamdulilah mulai berkurang karena kerja sama KKP, dengan Bea Cukai, Polair, Bakamla dan TNI Angkatan Laut, kita kompak. Ada juga pencurian yang kita gagalkan atas laporan masyarakat,” ujar Drama.
Selain pencurian, aksi penyelundupan juga jadi pekerjaan rumah bagi KKP.
“Paling banyak (penyelundupan) kita temukan melalui perbatasan RI-Singapura. Jambi, Batam dan sekitarnya itu jadi daerah operasional mereka. Yang diselundupkan kebanyakan ikan Dori dan benih Lobster. Dilihat dari jenis komoditasnya, kita duga penyelundupan berasal dari Singapura dan Vietnam,” jelas Drama.
Penangkapan berawal saat KRI Kerambit-627 di bawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmada I melaksanakan patroli di wilayah Perairan ZEE Indonesia
KKP mengakui, penyelundupan masih terjadi karena ada permintaan, terutama dari industri yang membutuhkan bahan baku dengan modal rendah. Tapi masalahnya, banyak ikan selundupan yang dijual untuk industri, akhirnya bocor ke pasar tradisional.
“Dampaknya menjadi tidak fair terhadap pelaku perikanan dalam negeri. Karena harga bahan selundupan yang masuk lebih murah, akhirnya pelaku usaha yang tertib jadi dirugikan. Iklim ini yang harus benar-benar kita jaga,” tegasnya.
Drama memastikan, KKP berkomitmen untuk terus melawan aksi pencurian dan penyelundupan ini dengan berbagai pendekatan.
“Pertama secara preemptiv kita beri edukasi. Karena suka atau tidak suka selalu ada keterlibatan orang Indonesia di dalam penyelundupan ini. Mereka itu juga nelayan kita, saudara-saudara kita,” ujarnya.
Langkah kedua dengan meningkatkan patroli sebagai bentuk pencegahan. Di wilayah perbatasan, KKP sudah menyiapkan speedboat dengan kecepatan tinggi, untuk mengimbangi kapal pelaku penyelundupan yang bisa dipacu hingga 50 knot per jam.
“Dan terakhir ya tindakan represif untuk membuat efek jera, kalau perlu kita gunakan pasal berlapis. Banyak yang sudah dipenjarakan. Semua kita tuntaskan sampai titik darah penghabisan,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post