ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia secara perlahan mulai menguasai pasar digital di Asia Tenggara (ASEAN), utamanya di segmen e-commerce, digital banking dan transaksi elektronik.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memproyeksikan, nilai transaksi e-commerce di Indonesia hingga akhir tahun 2021 bisa menyentuh angka Rp395 triliun atau naik 48,5% dibandingkan nilai transaksi pada tahun lalu senilai Rp266 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, peningkatan proyeksi ini sejalan dengan pergeseran pola transaksi masyarakat ke arah digital dan semakin berkembangnya digitalisasi sistem pembayaran. Bahkan volume transaksi e-commerce hingga akhir tahun diproyeksi akan mencapai 2,8 juta transaksi. Volume ini juga melampaui capaian akhir tahun lalu tercatat 1,6 juta transaksi.
“Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital, maraknya fintech, dan meningkatnya kemudahan akses perbankan digital,” papar Airlangga dalam US-Indonesia Investment Summit ke-9 Senin (13/12/2021).
Sementara untuk transaksi digital banking juga mengalami peningkatan dari sisi nilai dan volume transaksi.
Untuk nilai transaksi diprediksi meningkat hingga 30,1% dari semula Rp27.356 triliun pada akhir tahun 2020, menjadi Rp 35.600 triliun sepanjang tahun ini. Kemudian volume digital banking juga akan meningkat menjadi 7,2 juta transaksi, dari semula 4,9 juta transaksi.
Selanjutnya untuk transaksi elektronik di tahun 2021 juga diproyeksi akan meningkat hingga 35,7% secara year on year menjadi Rp278 triliun. Adapun dari sisi volume digital banking juga meningkat jadi 5,2 juta transaksi.
“Peningkatan transaksi digital menjadi sangat penting dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi Indonesia selama pandemi,” imbuhnya.
Menurut Airlangga, Indonesia memiliki tingkat adopsi digital yang tinggi sejalan populasi penduduk yang besar dan penduduk usia produktif tinggi.
Dalam catatannya, sebanyak 37% penduduk Indonesia merupakan pengguna internet baru pasca-Covid-19. Bahkan sebanyak 93% penduduk akan tetap menggunakan ekonomi digital setelah Covid-19. Kemudian sebanyak 45% masyarakat Indonesia memanfaatkan e-commerce untuk menjajakan produknya secara digital.
“Kita lihat rata-rata penggunaan internet per hari adalah sekitar hampir 9 jam per hari, sedangkan rata-rata penggunaan media sosial penduduk Indonesia mencapai 3 jam 14 menit,” jelasnya.
Airlangga berharap akselerasi aktivitas ekonomi keuangan digital di Indonesia semakin meningkat. Pasalnya Indonesia memegang 41,2% transaksi digital ekonomi se-ASEAN.
Sejauh ini, nilai digital ekonomi Indonesia sepanjang akhir tahun 2020 tercatat USD162,8 miliar dan diprediksikan akan meningkat hingga USD1.089,7 miliar di tahun 2030.
Airlangga mengungkapkan, penyumbang utama pesatnya digital ekonomi di Indonesia dikontribusi e-commerce yang mencapai 72,73% dari keseluruhan total transaksi digital ekonomi.
“Kita harapkan transisi ekonomi pada tahun 2020 sekitar USD44 miliar dan diprediksi pada 2025 target bisa tercapai sekitar USD124 miliar, sedangkan di ASEAN sekitar USD100 miliar. Sehingga Indonesia menguasai 41% pasar digital ASEAN,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post