ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kerja sama Indonesia dan Rusia di industri pertahanan dipastikan tidak mengalami hambatan apapun, termasuk soal rencana Indonesia membeli 11 Jet Tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia.
Pemerintah Rusia memastikan rencana itu akan segera di implementasikan dan tidak terpengaruh dengan tekanan dari manapun termasuk Amerika Serikat.
“Saya perlu tegaskan, rencana ini tidak dibatalkan. Sejauh ini kontrak sudah ditandatangani dan akan segera diimplementasikan,” terang Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/7/2020).
Kontrak pembelian 11 pesawat tempur dari Rusia senilai hampir Rp16 triliun itu sudah ditandatangani sejak Februari 2018 lalu, dan pesawat-pesawat tersebut seharusnya sudah tiba di Indonesia pada tahun 2019 lalu.
Menurut Dubes Vorobieva, apa yang dilakukan oleh AS hanya bersifat ancaman. Sejauh ini kata dia, beberapa partner dan negara sahabat masih tetap membeli peralatan pertahanan dari Rusia karena kualitas dan harga yang sesuai.
“AS mengancam sanksi setiap negara yang ingin beli Sukhoi dan peralatan pertahanan dari Rusia, tapi ini tidak menghalangi negara-negara sahabat membeli peralatan dari Rusia yang efisien dan memiliki kualitas terbaik,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan pada pertengahan tahun 2018 lalu mengatakan pembelian pesawat tersebut dilakukan melalui skema imbal beli senilai USD1,14 triliun dan hal itu telah disepakati oleh Rusia.
Sebagai gantinya, Rusia diwajibkan membeli komoditas dari dalam negeri senilai 50 persen dari total pembelian senjata tersebut, atau senilai US$570 juta atau sekitar Rp7,69 triliun.
Produk-produk yang rencananya akan dibeli Rusia pada waktu itu di antaranya adalah karet, kopi, teh hingga kelapa sawit. Namun menjadi terkendala akibat adanya tekanan AS tersebut.
Pesawat tempur dengan panjang sayap 15,3 meter ini merupakan pesawat tempur multifungsi dengan kemampuan jelajah melebihi kecepatan suara atau supersonik. Jet tempur pesaing Eurofighter Typhoon itu mampu terbang dengan kecepatan maksimum hingga 2.390 km/jam.
Selain itu, Su-35 dilengkapi sistem kontrol radar baru dengan antena array bertahap (Irbis-E) yang mampu mendeteksi dan melacak hingga 30 target udara, mempertahankan kontinuitas pengamatan ruang, dan melibatkan hingga delapan sasaran.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan berbagai jenis misil seperti R-27ER, E-27ET, R-73, Kh-29T, Kh-31P, Kh-59M, Kh-35U. Pesawat ini juga dapat mengangkut berbagai jenis bom jatuh bebas.
Sukhoi Su-35 merupakan pengembangan terbaru dari versi sebelumnya yaitu Su-27. Kecanggihannya bisa disandingkan dengan pesawat tempur generasi keempat yang di antaranya terdiri dari Eurofighter Typhoon, Dassault Rafale, F-15C atau F/A -18E Super Hornet. (ATN)
Discussion about this post