ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia secara tegas menolak melakukan ekspor listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura. Pasalnya, hal itu hanya menguntungkan Singapura yang memanfaatkannya untuk membangun industri dengan biaya kompetitif.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, permintaan Singapura itu akan merugikan pertumbuhan ekonomi dan industri Indonesia karena nilai tambah yang mengalir ke luar negeri nantinya.
“Singapura minta supaya kita ekspor listrik, kita tidak mau. Saya bilang tidak mau,” kata Luhut saat acara Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas, di The Westin, Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Luhut justru mendesak agar Singapura membangun pabrik yang lebih masif di Indonesia sebagai alternatif pembatalan rencana ekspor tersebut.
Keputusan itu kata Luhut justru mengakomodasi kepentingan kedua negara.
Diketahui, Singapura telah mendesain impor listrik dari Indonesia pada 2025 sebesar 600 Mega Watt (MW). Jumlah impor itu akan melonjak dua kali lipat pada 2027 atau setara 1.200 MW.
Pada Januari 2022 lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng telah menandatangani Nota Kesepahamaan (Memorandum of Understanding/MOU) di bidang kerja sama energi.
Penandatanganan MoU Kerja Sama Energi ini menjadi salah satu deliverables pada pertemuan Leaders’ Retreat antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada tanggal 25 Januari 2022 di Bintan.
“Saya melihat nilai penting MoU di level G-to-G sebagai dasar kedua negara untuk mendorong dan meningkatkan inisiatif proyek kerja sama energi, baik di tingkat pemerintah maupun di tingkat bisnis,” kata Arifin dalam sambutannya usai melakukan penandatanganan secara virtual.
MoU kerja sama bidang energi tersebut, tambah Arifin, akan memayungi sejumlah area, seperti pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seperti PLTS dan hidrogen, interkoneksi listrik lintas batas dan jaringan listrik regional, perdagangan energi, pembiayaan proyek energi, dan peningkatan kapasitas SDM. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post