ASIATODAY.ID, JAKARTA – Industri asuransi global diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan positif pada 2021.
Hasil riset Swiss Re Institute menggambarkan, asuransi umum di negara berkembang bisa tumbuh hingga 7 persen, melampaui proyeksi pertumbuhan secara global yang hanya 3 persen. Bila proyeksi itu tercapai, pertumbuhan industri asuransi kembali mendekati kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Menurut Swiss Re, terdapat perbedaan proyeksi pertumbuhan di pasar asuransi negara maju dan negara berkembang. Pada 2021 ini, dimana industri asuransi di negara maju diperkirakan hanya tumbuh 3 persen, sedangkan di negara berkembang dapat tumbuh hingga 7 persen.
Hal itu dituangkan Vice Chairman and US Insurance Leader Deloitte Gary Shaw dalam risetnya tentang outlook bisnis asuransi pada 2021.
Deloitte menemukan bahwa sebagian besar perusahaan asuransi mampu beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi pandemi Covid-19, tetapi masih terdapat kendala untuk mengejar profitabilitas.
Menurut dia, pandemi menghantam kinerja banyak perusahaan asuransi pada paruh pertama 2020. Dampak terbesar terjadi dalam proteksi pembatalan acara dan kompensasi pekerja, seiring harus dihentikannya berbagai aktivitas tatap muka.
Dampak pandemi pada operasional pekerjaan, aktivitas bisnis, dan perdagangan, premi asuransi umum secara global relatif tidak berkembang besar pada 2020.
Dalam surveinya secara global, Deloitte menemukan bahwa banyak perusahaan asuransi merasa strategi yang mereka lakukan sepanjang 2020 masih sesuai untuk diterapkan saat ini. Hal tersebut terjadi salah satunya karena adaptasi setelah dihantam oleh hambatan karena pandemi.
“48 persen dari 200 eksekutif asuransi setuju bahwa pandemi menunjukkan betapa tidak siapnya bisnis asuransi untuk menghadapi badai ekonomi tersebut, sementara hanya 25 persen yang sangat setuju bahwa perusahaannya memiliki visi dan rencana tindakan yang jelas untuk mempertahankan ketahanan operasional dan keuangan selama krisis,” paparnya dalam laporan 2021 Insurance Outlook, dikutip Kamis (28/1/2021).
Deloitte memperkirakan pandemi yang masih terjadi akan terus membebani lini bisnis properti, lebih berat dibandingkan dengan lini bisnis lainnya.
Ia juga menyoroti penurunan peroleh premi dari usaha-usaha kecil yang terpukul karena penutupan atau pembatasan aktivitas bisnis.
Sementara, kinerja lini bisnis asuransi kendaraan turut terdampak selama pandemi Covid-19. Di benua Amerika, perusahaan-perusahaan asuransi mencatatkan kerugian setelah memberikan potongan premi kepada pemegang polis asuransi, karena adanya perkiraan berkurangnya jumlah pengemudi dan frekuensi kecelakaan. (ATN)
Discussion about this post