ASIATODAY.ID, JAKARTA – Urbanisasi dan geliat pembangunan infrastruktur di Asia Tenggara akan turut memacu berkembangnya industri kawat dan pipa.
Peluang pasar makin terbuka disusul tingginya permintaan terhadap kebutuhan kawat, kabel, tabung dan pipa, berkat fleksibilitas dan penerapan yang meningkat di berbagai industri, dari hulu, tengah dan hilir. Demikian juga, penggunaannya dalam industri konsumen seperti automotif, peralatan rumah tangga hingga consumer electronic akan semakin meningkatkan permintaan.
“Kota-kota Asia Tenggara sedang mengalami pertumbuhan, karena proyeksi industri menunjukkan sekitar 100 juta orang di ASEAN bermigrasi dari pedesaan ke kota saat ini hingga tahun 2030,” terang Gernot Ringling dari Messe Düsseldorf Asia Pte Ltd, Singapore seperti dikutip keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Dikatakan, dari sudut pandang ekonomi, urbanisasi yang umumnya menimbulkan peningkatan produktivitas, pendapatan yang lebih baik, pendidikan, layanan kesehatan dan transportasi, juga menimbulkan berbagai tantangan. Oleh karena itu diperlukan kota pintar, di mana teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi untuk meningkatkan operasional dalam hal-hal seperti lalu lintas, transportasi umum, penggunaan energi dan air, bahkan layanan kesehatan.
“Thailand misalnya, negara itu berencana untuk mengubah ekonominya menjadi ekosistem yang didukung secara digital, menciptakan tidak kurang dari 100 kota pintar selama dua dekade mendatang,” jelasnya.
Selain itu, pembentukan ASEAN Smart City Network (ASCN/Jaringan Kota Cerdas ASEAN) untuk mendukung urbanisasi akan berfungsi sebagai platform bersama bagi masing-masing negara di kawasan ini untuk berbagi praktik terbaik, menghubungkan kota-kota yang menjadi anggota dengan investasi swasta dan pendanaan yang aman.
Efek ASCN terlihat pada bulan Maret tahun ini, di mana pemerintah Australia menjanjikan AUD30 juta (setara SGD30,3 juta) ke kota-kota pintar ASEAN. Sementara pada bulan Juni tahun lalu, Bank Dunia dan pemerintah Swiss menganggarkan USD13,4 juta (setara SGD18 juta) Dana Perwalian Multi-Donor Urbanisasi Indonesia Berkelanjutan untuk memastikan proses urbanisasi di Indonesia berjalan secara berkelanjutan dalam hal ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Secara bersamaan, negara-negara Asia Tenggara diperkirakan akan menghabiskan USD323 miliar untuk pengembangan infrastruktur, mulai dari air jernih, udara bersih, energi, jalan, pelabuhan, kereta api, hingga pendidikan dan perawatan kesehatan, suatu prospek bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan konstruksi di kawasan itu.
Di Thailand, pemerintahnya telah menjanjikan 1,5 triliun baht (SGD62 miliar) selama lima tahun ke depan untuk mendorong pertumbuhan dan mengembangkan tiga provinsi timurnya sebagai Koridor Ekonomi Timur, dengan belanja infrastruktur tetap menjadi pendorong utama ekonomi dan proyek-proyek pembangunan baru.
Untuk itu, akan diadakan pameran dagang internasional bertajuk wire & tube Southeast Asia akan digelar di Bangkok Trade & Exhibition Centre (BITEC) mulai 18 hingga 20 September 2019. Pameran ini akan menjadi pameran permesinan dan produk terbesar untuk industri kawat dan kabel di kawasan Asia Tenggara.
Menyikapi perkiraan dan tren industri yang kuat, wire and tube Southeast Asia 2019 digelar di waktu yang tepat memberikan peluang kepada perusahaan-perusahaan untuk masuk ke industri.
Untuk masuk ke pasar Asia Tenggara yang sedang berkembang, khususnya Thailand, perusahaan-perusahaan dapat memamerkan produk baru, bertemu pembuat keputusan, menemukan peluang baru dan membangun kemitraan yang kuat dan dapat diandalkan melalui partisipasi mereka di pameran wire and tube Southeast Asia 2019.
“Pada seminar kali ini, kami menyampaikan informasi industri kawat, tabung dan pipa Indonesia terkini dan mengajak mereka untuk menangkap peluang yang ada dengan meninjau pameran wire & tube Southeast Asia ke 13 yang akan diselenggarakan di BITEC, Bangkok, Thailand guna memanfaatkan peluang yang ada,” jelasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post