ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Ceria Nugraha Indotama (PT CNI/Ceria) bersama National Battery Research Institute (NBRI) dan pemangku kepentingan terkait, menggelar International Battery Summit 2023, pada 1 sampai 2 Agustus 2023 di Grand Sahid Hotel, Jakarta.
Ajang bergengsi yang bertemakan “Battery as a core technology for accelerating clean energy transition” merupakan pertama kalinya diadakan di Indonesia dan menjadi pembuktian bagi PT Ceria Nugraha Indotama dalam mendukung teknologi baterai yang berkelanjutan.
Corporate Secretary PT Ceria Nugraha Indotama, Imelda Kiagoes mengatakan bahwa perusahaan turut berkontribusi pada pengembangan teknologi baterai yang berpotensi menggerakkan dunia yang lebih berkelanjutan.
Imelda juga menjelaskan bahwa Ceria
dalam proyeknya berkomitmen untuk mengedepankan energi terbarukan serta konsisten dalam menjalankan good mining practice dalam setiap operasinya di Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
“Perusahaan berfokus pada Good Mining Practice yang berkelanjutan dengan prinsip Green Operation dan didukung oleh tim yang terampil. Ceria juga berdedikasi untuk menyediakan produk nikel rendah karbon berkualitas tinggi yang memberi nilai tambah bagi pemangku kepentingan, lingkungan, serta masyarakat setempat,” ujar Imelda Kiagoes, dikutip Jumat (4/8).
Keikutsertaan Ceria memberikan dampak positif bagi International Battery Summit 2023.
Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya pertambangannya, perusahaan menekankan pentingnya upaya bersama untuk mempercepat transisi ke sumber energi yang lebih bersih dengan terus mengedepankan pengoperasian tambang nikel dan kobalt serta pabrik pengolahan nikel yang mengarah ke ekosistem EV battery sesuai dengan kerangka Environmental, Social & Governance (ESG).
Dengan sumber tenaga listrik di sekitar yang berasal dari hydropower dan wind power yang merupakan green energy, Ceria dapat menginspirasi industri, pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk mendorong pengembangan teknologi baterai yang berkelanjutan.
Eksistensi PT Ceria Nugraha Indotama di Indonesia ditandai dengan dukungan dari
pemerintah pusat dengan telah dicanangkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) yang ada di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Dengan daerah Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas 6.785 hektar dan posisi yang strategis diapit oleh beberapa sungai serta memiliki 2 terminal khusus, Ceria sedang fokus menyelesaikan pabrik pengolahan dan pemurnian Smelter RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace) dengan teknologi terbaru rectangular furnace (tungku persegi panjang), yang mana proyek tersebut mendukung hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Imelda juga menambahkan bahwa selain dalam tahap penyelesaian Smelter RKEF Line 1 yang akan memproduksi Feronikel dengan kadar nikel 22%, Ceria menargetkan mulai membangun Smelter RKEF Line 2 pada kuartal akhir di 2023 dan sedang dalam perjalanan untuk mengembangkan Pabrik HPAL (High Pressure Acid Leaching) untuk memproduksi MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) serta Nickel Matte, Nickel Matte Refinery, MHP Refinery dan pCAM (Precursors Cathode Active Material) plant.
“Ceria saat ini memposisikan diri sebagai pemain yang kompetitif baik di pasar nikel maupun industri baterai EV (Electric Vehicle). Rencana pengembangan meliputi pengolahan lanjutan produk MHP dari pabrik HPAL menjadi Nikel dan Kobalt Sulfat, selanjutnya pengolahan produk Feronikel dari pabrik RKEF menjadi Nikel Matte dan Nikel Sulfat secara bertahap, dan selanjutnya pengolahan produk Nikel Sulfat (dari pabrik HPAL dan RKEF) menjadi Prekursor Baterai,” ungkap Imelda.
Adapun International Battery Summit 2023 membahas topik-topik terkait proyek dan industri baterai terbaru di Indonesia dan Internasional dari hulu, tengah, hingga hilir. Juga, inovasi dan teknologi terkini, kebijakan dan regulasi, standardisasi serta jalur menuju Indonesia menjadi pemain utama industri baterai dan kendaraan listrik global.
Sebagai salah satu sponsor utama, sinergi antara PT Ceria Nugraha Indotama dan NBRI menandakan konvergensi sektor pertambangan dan baterai dalam menjawab permintaan global akan energi bersih.
Sementara moderator Adianto P Simamora menjelaskan semua pihak tentunya bisa belajar dari Ceria, karena perusahaan tersebut merupakan satu-satunya Smelter yang 100 persen dibangun oleh pengusaha nasional. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post