ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) berkomitmen untuk menyelesaikan proyek smelter aluminium pada 2024.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro, Garibaldi Thohir, mengatakan pengembangan industri aluminium menjadi salah satu fokus perusahaan ke depannya.
“Proyek Adaro Aluminium akan segera direalisasikan. Pada 2023 kita mulai eksekusi proyeksi dengan baik, dan harapannya pada 2024 sudah terealisasi,” jelasnya, Senin (18/4/2022).
Seperti diketahui, Adaro melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar US$728 juta setara Rp10,41 triliun untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terbesar di dunia.
Penandatanganan dilakukan oleh Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat pada Selasa, 21 Desember 2021 di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.
Kawasan industri tersebut sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia. Garibaldi Thohir mendapatkan peran sebagai Ketua Konsorsium Kawasan Industri Hijau.
Garibaldi atau akrab disapa Boy Thohir juga mengungkit kemungkinan Adaro Aluminium nantinya akan berada di bawah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR).
Anak usaha ADRO di bidang batu bara tersebut melantai di Bursa Efek Indonesia pada 3 Januari 2022.
“Adaro Minerals, karena memang namanya ada mineral, arahnya ke sana. Suatu saat memang kita memimpikan terwujudnya Adaro Green Industries, untuk proyek penghiliran mineral,” jelas Boy Thohir.
Boy optimistis ke depannya industri aluminium semakin maju terutama dalam pemakaian kendaraan listrik.
Menurutnya, sudah ada teknologi mobil listrik yang berbahan aluminium, mulai dari rangka hingga body.
“Salah satunya Lucid, itu EV (Electric Vehicle) yang pakai aluminium sampai body. Jadi kami melihat permintaannya besar aluminium untuk EV,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post