ASIATODAY.ID, SEOUL – Samsung menginvestasikan USD17 miliar atau Rp 242 triliun untuk membangun pabrik baru chip komputer di Texas, Amerika Serikat (AS). Rencana itu diumumkan di tengah kekurangan pasokan semikonduktor global.
Pabrik Samsung di Texas adalah investasi AS terbesar yang pernah dilakukan oleh raksasa elektronik Korea Selatan. Pabrik ini diharapkan dapat menciptakan 2.000 pekerjaan industri teknologi, dengan konstruksi dimulai awal tahun 2022.
Samsung, seperti beberapa pesaingnya, berlomba untuk memperluas pembuatan chip di AS untuk mengatasi masalah rantai pasokan.
“Dengan kapasitas manufaktur yang lebih besar, kami akan dapat melayani kebutuhan pelanggan kami dengan lebih baik dan berkontribusi pada stabilitas rantai pasokan semikonduktor global,” kata Kinam Kim, kepala eksekutif solusi perangkat elektronik Samsung dalam siaran pers, Kamis (26/11/2021).
Investasi ini dikucurkan setelah Presiden AS Joe Biden mendorong raksasa chip global untuk meningkatkan produksi mereka di AS.
Pejabat Gedung Putih mengatakan fasilitas baru itu akan membantu untuk melindungi rantai pasokan, merevitalisasi basis manufaktur kami, dan menciptakan lapangan kerja yang baik.
“Meningkatkan produksi chip semikonduktor dalam negeri sangat penting untuk keamanan nasional dan ekonomi kita,” kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo secara terpisah.
Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott, mencuit “Selamat datang di Texas, Samsung!”, saat memposting foto-foto satu acara untuk mengumumkan rencana tersebut.
Secara terpisah, satu pernyataan dari kantor gubernur mengatakan perusahaan akan mendapatkan hibah USD27 juta atau setara Rp 385 triliun untuk menciptakan lapangan kerja di negara bagian tersebut.
Chip yang dibuat di fasilitas baru akan digunakan dalam berbagai teknologi termasuk seluler, 5G, komputasi kinerja tinggi, dan kecerdasan buatan.
Samsung adalah salah satu pembuat chip terbesar di dunia dengan lebih dari 20.000 karyawan di seluruh AS. Pabrik ini diharapkan dapat beroperasi pada paruh kedua tahun 2024.
Perusahaan itu mengatakan bahwa pengumuman terbaru membuat total investasinya di ekonomi terbesar dunia menjadi USD47 miliar atau setara Rp670 triliun.
Kekurangan chip global telah menyebabkan gangguan besar bagi produsen, mulai dari pembuat mobil yang harus menangguhkan produksi hingga peringatan Apple bahwa pengiriman iPhone akan tertunda.
Pembuat chip Taiwan TSMC mengumumkan investasi USD100 miliar atau Rp1.426 triliun di Arizona, awal tahun 2021. Sementara produsen semikonduktor kontrak AS GlobalFoundries mengumumkan mereka akan meningkatkan investasinya di bagian utara New York. (ATN)
Discussion about this post