ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia berhasil merampungkan 128 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan sejak 2016 hingga 2021 lalu.
Total investasi dari proyek tersebut mencapai Rp716,2 triliun.
“Secara kumulatif ada sekitar 128 PSN yang telah diselesaikan sejak pertama kali PSN ini digulirkan oleh Presiden Jokowi,” jelas Wahyu Utomo, Ketua Pelaksana Tim Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dalam webinar Road to G20, Rabu (2/3/2022).
Saat ini, terdapat sejumlah proyek yang masih dalam tahap konstruksi.
“Ada 26 proyek dan 7 program yang beroperasi sebagian dan 89 proyek yang dalam tahap konstruksi,” jelasnya.
Menurut Wahyu, keberadaan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk menyediakan lahan bagi PSN menjadi sangat penting.
Dukungan penyediaan lahan ini membantu mempercepat penyelesaian proyek agar tidak mangkrak hingga 2024.
“Ini penting untuk mempercepat proyek yang sudah dalam tahap konstruksi atau sudah sebagian beroperasi agar tidak menjadi proyek yang dikategorikan sebagai proyek mangkrak pada 2024,” ungkapnya.
Sejauh ini masih ada 10 proyek yang masih dalam tahap transaksi serta 47 proyek dan tiga program yang masih dalam tahap penyiapan.
Oleh karena itu, pemilihan proyek prioritas akan menjadi penting dalam mendukung pembangunan wilayah.
“Pembangunan wilayah membutuhkan infrastruktur, jadi kalau kita ingin mendorong pembangunan wilayah pada tingkat tertentu maka tetap pembangunan infrastruktur dibutuhkan sehingga perlu kita dalam hal ini memilih prioritas dari proyek tersebut,” imbuhnya.
Peran Swasta
Pada kesempatan itu, Wahyu juga mendorong peran swasta untuk berkontribusi dalam merealisasikan pembangunan PSN pada 2024. Optimalisasi tersebut penting karena berdampak positif terhadap perekonomian.
“Kemampuan APBN dan APBD terbatas sehingga mau tidak mau kita mendorong swasta untuk membangun infrastruktur baik menggunakan skema KPBU atau swasta sendiri,” katanya.
Wahyu menyatakan pihak swasta harus berkontribusi karena untuk merealisasikan 208 proyek dan 10 program PSN yang ditargetkan pada 2024 membutuhkan investasi mencapai Rp5.698,5 triliun.
Nantinya peran swasta dalam memenuhi kebutuhan investasi itu akan mencapai 69 persen atau Rp3.919 triliun, sedangkan Rp626,7 triliun atau 11 persen dari APBN/APBD dan 20 persen atau Rp1.143,7 triliun dari BUMN/BUMD.
Hal itu lantaran kapasitas pemerintah melalui APBN/APBD sangat terbatas sehingga peran swasta melalui berbagai skema sangat diharapkan termasuk skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Secara rinci, 208 proyek ini terdiri atas 56 jalan, 57 bendungan, 19 kawasan, 16 kereta api, 15 energi, 16 pelabuhan, 12 air dan sanitasi, dua perumahan, delapan bandar udara, satu pendidikan, satu tanggul pantai, serta lima teknologi.
Untuk 10 program meliputi akses exit tol, smelter, ketenagalistrikan, penyediaan pangan, pemerataan ekonomi, instalasi pengolahan sampah, kawasan strategis pariwisata, kawasan perbatasan, superhub, serta pengembangan wilayah.
PSN tersebar di seluruh daerah
Berbagai program dan proyek PSN tersebut tersebar di seluruh daerah di Indonesia meliputi 44 proyek di Sumatera dengan nilai investasi Rp778,4 triliun, dan 16 proyek di Kalimantan Rp505,8 triliun.
Kemudian 84 proyek dan satu program di Jawa Rp1.969,8 triliun, 18 proyek di Bali dan Nusa Tenggara Rp58,6 triliun, 22 proyek di Sulawesi Rp276,9 triliun, 10 proyek di Papua dan Maluku Rp566,6 triliun, serta 12 proyek dan sembilan program yang tersebar nasional Rp1.542,4 triliun.
“Secara kumulatif sejak 2016 sampai 2021 terdapat 128 proyek dengan nilai investasi Rp716,2 triliun yang telah beroperasi penuh dan lebih dari 80 persen PSN didorong melewati tahap penyiapan dan transaksi,” pungkas Wahyu. (ATN)
Discussion about this post